Suka membaca sedari
sekolah dasar (SD), Marwan Yotha kini telah mengumpulkan ribuan buku sebagai
koleksi. Berbagai macam buku ia baca untuk menambah ilmu pengetahuan.
Marwan sangat paham
akan budaya membaca yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan ssehari-hari.
Sejak usia dini, ia sudah kenal dengan budaya membaca karena, ia memang terlahir
dari keluarga yang suka membaca.
Dibesarkan di Provinsi
Pattani, bagian selatan Thailand, tidak membuat Marwan enggan mempelajari
budaya lain seperti di Indonesia. Marwan mendalami budaya, politik, dan hukum
yang ada di Thailand maupun Indonesia lewat membaca.
Dengan berkembangnya
zaman, tampilan buku sudah semakin mengikuti perkembangan teknologi. Tidak
hanya buku cetak, kini buku bisa dinikmati melalui gawai dengan bentuk buku
elektronik atau e-book.
Buku cetak maupun
e-book memiliki peminat tersendiri. Dengan berkembangnya zaman, tampilan buku
dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan pembaca mengakses dan membawanya dalam
bentuk e-book. Hanya saja, buku cetak yang terbilang kuno masih memiliki
penggemar tersendiri.
Marwan Yotha yang
sedang menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjelaskan,
sampai saat ini ia masih suka membeli dan membaca buku cetak dari pada e-book.
Empat tahun tinggal di Jogja, ia telah mengumpulkan ratusan buku cetak yang ia
beli selama masa kuliah.
Bagi mahasiswa semester
akhir ini, membaca buku cetak lebih menyenangkan dan dapat merasakan isi dari
buku yang dibaca. Sedangkan untuk membaca e-book lebih melelahkan dan pesan
dari bacaan itu tidak bisa dirasakan.
“Lewat buku cetak kita
bisa merasakan sentuhan dengan buku saat membalik halaman. Berbeda dengan
e-book yang mana kita hanya fokus pada layar elektronik dan membuat mata
lelah,” jelas Marwan kepada Radar Jogja, Kamis (1/11).
Lebih dari 1.000 buku
yang ia kumpulkan, tidak serta merta membuat Marwan puas untuk mengoleksi buku
cetak. Minimnya toko buku di Thailand, justru membuat Marwan ingin mengumpulkan
lebih banyak buku cetak saat ia berada di Jogjakarta. “Toko buku di Thailand
bisa dihitung dengan jari, sangat sedikit,” ungkapnya.
Marwan menyayangkan rendahnya
minat baca yang ada di Thailand untuk saat ini. Di negeranya, toko buku,
percetakan dan penerbit sangat sulit ditemukan. Marwan mengaku senang bisa
belajar di Indonesia, khususnya di Jogjakarta.
Selain dikenal dengan
Kota Pelajar, ia bisa menemukan toko buku dan perpustakaan yang mudah untuk
diakses. “Tukang becak dan sopir di pinggir jalan saja saya masih menemukan
mereka mau membaca koran,” tambah Marwan, sambil mengingat-ingat Pattani.
Ia memberikan apresiasi
kepada anak muda Indonesia yang masih mau membaca. Mudah mendapatkan buku
bacaan dengan harga yang murah adalah nilai tambah tersendiri bagi orang yang
suka membaca.
Marwan berharap dengan
berubahnya zaman, budaya membaca yang ada di masyarakat akan terus meningkat.
Terlepas dari buku berbentuk cetak maupun elektronik, baginya buku masih
memiliki fungsi yang sama yaitu memberikan pengetahuan kepada masyarakat.
Sumber : radarjogja.jawapos.com,
04 November 2018.
0 komentar:
Posting Komentar