Jumat, 29 Maret 2019

Di Negaranya Minim Toko Buku, Koleksi Justru di Sini

Suka membaca sedari sekolah dasar (SD), Marwan Yotha kini telah mengumpulkan ribuan buku sebagai koleksi. Berbagai macam buku ia baca untuk menambah ilmu pengetahuan.

Marwan sangat paham akan budaya membaca yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan ssehari-hari. Sejak usia dini, ia sudah kenal dengan budaya membaca karena, ia memang terlahir dari keluarga yang suka membaca.

Dibesarkan di Provinsi Pattani, bagian selatan Thailand, tidak membuat Marwan enggan mempelajari budaya lain seperti di Indonesia. Marwan mendalami budaya, politik, dan hukum yang ada di Thailand maupun Indonesia lewat membaca.

Dengan berkembangnya zaman, tampilan buku sudah semakin mengikuti perkembangan teknologi. Tidak hanya buku cetak, kini buku bisa dinikmati melalui gawai dengan bentuk buku elektronik atau e-book.

Buku cetak maupun e-book memiliki peminat tersendiri. Dengan berkembangnya zaman, tampilan buku dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan pembaca mengakses dan membawanya dalam bentuk e-book. Hanya saja, buku cetak yang terbilang kuno masih memiliki penggemar tersendiri.

Marwan Yotha yang sedang menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjelaskan, sampai saat ini ia masih suka membeli dan membaca buku cetak dari pada e-book. Empat tahun tinggal di Jogja, ia telah mengumpulkan ratusan buku cetak yang ia beli selama masa kuliah.

Bagi mahasiswa semester akhir ini, membaca buku cetak lebih menyenangkan dan dapat merasakan isi dari buku yang dibaca. Sedangkan untuk membaca e-book lebih melelahkan dan pesan dari bacaan itu tidak bisa dirasakan.

“Lewat buku cetak kita bisa merasakan sentuhan dengan buku saat membalik halaman. Berbeda dengan e-book yang mana kita hanya fokus pada layar elektronik dan membuat mata lelah,” jelas Marwan kepada Radar Jogja, Kamis (1/11).

Lebih dari 1.000 buku yang ia kumpulkan, tidak serta merta membuat Marwan puas untuk mengoleksi buku cetak. Minimnya toko buku di Thailand, justru membuat Marwan ingin mengumpulkan lebih banyak buku cetak saat ia berada di Jogjakarta. “Toko buku di Thailand bisa dihitung dengan jari, sangat sedikit,” ungkapnya.

Marwan menyayangkan rendahnya minat baca yang ada di Thailand untuk saat ini. Di negeranya, toko buku, percetakan dan penerbit sangat sulit ditemukan. Marwan mengaku senang bisa belajar di Indonesia, khususnya di Jogjakarta.

Selain dikenal dengan Kota Pelajar, ia bisa menemukan toko buku dan perpustakaan yang mudah untuk diakses. “Tukang becak dan sopir di pinggir jalan saja saya masih menemukan mereka mau membaca koran,” tambah Marwan, sambil mengingat-ingat Pattani.

Ia memberikan apresiasi kepada anak muda Indonesia yang masih mau membaca. Mudah mendapatkan buku bacaan dengan harga yang murah adalah nilai tambah tersendiri bagi orang yang suka membaca.

Marwan berharap dengan berubahnya zaman, budaya membaca yang ada di masyarakat akan terus meningkat. Terlepas dari buku berbentuk cetak maupun elektronik, baginya buku masih memiliki fungsi yang sama yaitu memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

Sumber : radarjogja.jawapos.com, 04 November 2018.

0 komentar:

Posting Komentar