This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 26 Februari 2019

Patani : Partisi Negeri Melayu Pedalaman (Anglo – Siamese Treaty)

Patani secara resmi dimasukkan ke Siam pada tahun 1902. Tindakan ini mendorong sultan terakhir untuk memanggil kelas bangsawan Melayu untuk terlibat dalam perlawanan pasif. Tahun berikutnya, sultan ditangkap dan didakwa dengan pengkhianatan. Tindakan ini segera memicu pemberontakan populer pertama pada kebijakan dan tekanan Siam.

Sultan dibebaskan pada tahun 1906 dan sembilan tahun kemudian melarikan diri ke Kelantan di Malaya. Ini membentuk pola lama dukungan lintas batas bagi Muslim Melayu di Thailand selatan oleh diaspora yang diasingkan di Malaya/Malaysia.

Pada tahun 1904 dan 1909, di bawah dua kesepakatan Perjanjian Anglo-Siam (Anglo-Siamese Treaties), Siam mengakui empat negara Melayu selatan atas Inggris dengan imbalan pengakuan kedaulatan Siam atas Patani. Perjanjian terakhir mengantarkan dalam periode baru pemerintahan asing yang memiliki konsekuensi besar bagi masyarakat Melayu dan otoritas keagamaan dan politik di selatan, yang memisahkan antara Patani dan negara-negara Melayu Kelantan, Perlak, Kedah dan Perlis (sekarang Malaysia). Pada tahun 1910, syekh sufi menyatakan jihad terhadap pemerintah kafir Siam dan meluncurkan dua pemberontakan. Keduanya dipadamkan oleh kekuatan militer Thailand dan para pemimpin Muslim Melayu ditangkap.

Siam memperpanjang kontrol administratif wilayah selatan dengan konfigurasi ulang tujuh provinsi yang dibuat pada abad kedelapan belas menjadi tiga -Narathiwat, Pattani dan Yala. Sebuah provinsi keempat, Satun, kemudian dibuat. Setiap provinsi ini dikelola oleh seorang gubernur Thailand, dengan demikian semakin merusak otoritas politik Melayu kelas bangsawan Muslim. Para bangsawan lokal digulingkan untuk mendukung pejabat Thailand dan dilaporkan secara eksklusif dan langsung ke Bangkok.

Perlawanan kuat untuk membongkar struktur kekuasaan lokal datang dari mereka yang digulingkan. Tapi seperti kebijakan asimilasi mulai menimbulkan rasa bahwa Islam dan budaya Melayu berada di bawah serangan, perlawanan lokalpun mulai tumbuh.

Salah satu sumber perlawanan ini adalah pondok (pesantren), lembaga yang paling penting untuk memperkuat identitas Muslim Melayu. Ketika penguasa Thailand mengganti pemimpin muslim tradisional dengan Thai Buddha, kepala guru (Tok Guru) secara de facto menjadi pemimpin masyarakat, pembela iman, dan penegak identitas Melayu.

Oposisi populer pertama atas pendudukan Siam dipimpin oleh Tengku Abdul Kadir, sultan terakhir dari Patani, yang memimpin perlawanan pasif oleh bangsawan pengungsi dan didakwa dengan pengkhianatan pada tahun 1903. Pembebasannya tahun 1906 memprovokasi pemberontakan tapi Bangkok menumpas kerusuhan tersebut. Perlawanan kedua pada tahun 1910 dipimpin oleh syekh sufi (To’tae dan Haji Bula) yang menyerukan jihad terhadap pemerintah kafir Siam, tapi mereka dipadamkan oleh tentara dan para pemimpinnya ditangkap.

Sumber : TUNAS Online, 27 Februari 2019.

Senin, 25 Februari 2019

Masjid Raja Selindung Bayu, Teluban (Saiburi), Patani

Teluban merupakan sebuah daerah yang lebih dikenali dengan pangillan Saiburi, posisi Teluban berada di wilayah Patani yang tidak terpisah dengan beberapa beberapa provensi lainnya, seperti wilayah Yala, Narathiwat, Stul dan sebahagian daripada Songkla.

Masjid raja Teluban terletak berdekatan sebuah bukit rendah yang dienali dengan Selindung Bayu,masjid ini tidak terlalu besar daripada masjid-masjid raja yang lain, walaupun tidak sempat dibangunkan sepenuhnya, tetapi masjid ini sempat dipasangkan bumbung untuk berteduh daripada hujan dan panas.

Seni bina bumbung masjid ini berbentuk “perabung lima”, yaitu reka bentuk bumbung yang sangat diminati alam seni bina rumah-rumah Melayu, seperti Patani – Kelantanpada abad ke-19 dan bahagian pertama abad ke-20. Ada juga bumbung yang berbentuk “saji” atau “qubah” di bina berasingan di bahagian hadapan, khusus bagi menara masjid, yang menjadikan masjid ini mempunyai dua buah bumbung yang berasingan.

Nama “Teluban” dipercaya diambil aripada nama sungai dimana bandar berkenaam berada, sebagaimana bandar Patani diambil namanya daripada sungai Patani, Jambu diambil namanya daripada sungai Jambu dan Menara diambil daripada sungai Menara.

Apabila Siam menakluk Patani, nama Teluban diubah kepada Saiburi. Pada tahun 1816, apabila Siam membagi negeri Patani besar kepada tujuh buah negeri kecil, Saiburi turut mendapatkan taraf sebuah negeri dari tujuh ini.
\
Ulu sungai ini memecah daerah-daerah perbukitan yang menjadi sempadan di antara Selatan Thailand dengan negeri Perak di Semenanjung Malaysia, malah tidak salah kalu dikatakan perenggan di antara Tnah Melayu Inggeris dengan negeri Thailand yang dipersetujui dalam perjanjian Bangkok tahun 1909 dahulu dibuat dengan mengambil kira daerah perbukitan yang menjadi pemisah maupun sempadan antara  ulu sungai Teluban dengan ulu Sungai Perak.

Kira-kira pada penghujung tahun 1919, kita dapat memastikan bahwa Tengku Abdul Kadir yang mendirikan kota istana raja di Selindung Bayu.

Jika kita mengadaikan bahwa Tengku bdul Kadir yang mengambil inisiatif mendirikan masjid raja Selindung Bayu, maka tarikhnya mesti pada dekat terakhir abad ke-19 atau awal-awal pada suku terakir abad yang sama.

Mengikut sesetengah sumber mengatakan, masjid Selindung Bayu dibina pada masa Tengku Sulaiman Sharufuddin yang memerintah Patani pada tahun 1889-1899.

Editor : Media Informasi News (MIN).

Selasa, 19 Februari 2019

Surau Aur Yang Dibina Tampa Mengunakan Paku

Di Negara Thailand, tepatnya di provinsi Patani yang merupakan salah satu dari empat provinsi yang berada di wilayah Selatan Thailand, berdirilah sebuah surau dengan bahan baku kayu yang sudah berumur ratusan tahun, surau ini berada di kawasan perkampungan Aur Muqim Nad Tanjung Wilayah Patani.

Surau ini dibangunkan oleh salah seorang raja Melayu yang bernama Saban, pembinaan surau ini dibantu oleh seorang alim yang digelar Dato Hitam, di perkampungan ini dipenuhi dengan pohon-pohon buluh, dengan banyaknya pohon-pohon buluh, maka perkampungan ini diberikan nama Aur.

Uniknya surau ini dalam pembinaan yang mengunakan kayu dan tidak menguakan paku, dan jndela surau ini tidak mengunkan ensel, dan jendela pada sura ini selaknya dibuat daripada kayu yang keras dan tahan lama.

Seni bina surau ini mempunyai ukiran seperti masjid-masjid Melayu yang lain, ada juga ukiran berbentuk bunga lawang pada kayu didalam surau ini, dan kayu-kayu dalam pembinaan surau ini dari pohon beka.

Dihalaman dapan surau ini terdapat perigi (telaga) lama yang masih digunkan oleh masyarkat tempatan, airnya jernih dan bersih, air didalam perigi ini tidak pernah kering maupun henhadapi musim kemarau.

Menurut cerita orang tua, surau ini dibina lebih awal daripada masjid Teluk Manak maupun masjid Al-Wadi Husen yang berada di kawasan Telok Manak Daerah Bachok Wilayah Narathiwat.

Editor : Media Informasi News (MIN).








Senin, 18 Februari 2019

Menolak Lupa : Genap 6 Tahun Hari Pahlawan Nasional Patani (Thailand Selatan)


NARATHIWAT – Mengingat kembali peristiwa operasi maupu penyerangan secara besar-besaran  yang diadakan oleh angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan) di sebuah kem tentera Thailand di kawasan Jelo Daerah Bachok Wilayah Narathiwat, pada Rabu (13/02/2013).

Pada 13 Februari 2013 - 2019, genap 6 tahun hari pahlawan nasional Patani (Thailand Selatan), hari ini juga merupakan momentum bagi masyarakat atas gugurnya pejuang Patani.

Operasi ini berakhir dengan gugurnya 16 orang angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan) di kawasan kem tentera Thailand.

Pihak tentera Thailand mengatakan, angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan) yang bersama-sama dalam operasi tersebut seramai 50 orang angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan) lainnya.

Dalam operasi angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan) menyebabkan beberapa orang tentera Thailand cendera parah dan tewas di tempat kejadian.

Operasi ini merupakan serangan paling ambisius di Thailand dalam beberapa tahun akhir ini dengan gugurnya 16 orang angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan).

Sebuah laporan dari International Crisis Group (ICG) yang dirilis pada akhir Desember 2013 mengatakan angkatan gerilyawan Patani (Thailand Selatan) kini semakin berani dan semakin kuat.

“November 1785-2019, genap 234 tahun Patani (Thailand Selatan) dijajah oleh Thailand, pada tahun 2004 obor-obor revolusi kembali tercetus di kawasan yang berpenduduk etnis melayu Patani (Thailand Selatan) setelah puluhan tahun menyesepi” ujar Aiman Bin Ahmad

Angkatan geriliyawan Patani (Thailand Selatan) yang menuntut keadilan dan kebebasan di atas sebuah negara yang merdeka di empat Profinsi Thailand Selatan yaitu Profensi Patani, Profensi Yala, Profensi Narathiwat, Profensi Setul dan Profensi sebahagian dari Songkla. Thailand Selatan adalah negara yang berdekatan dan perbatasan Malaysia.

Editor : Media Informasi News (MIN).
Photo : Simpanan Penderitaan Patani.















Gambar langka Masjid Raja Patani

Masjid Raja Patani Dianggap sebagai masjid ibu kota Patani di masa pemerintahan raja Kelantan era belakangan, Yang merupakan raja di bawah kuasa pemerintahan Bangkok, periode Rattanakosin. Percaya bahwa masjid ini mulai dibangun di zaman raja tengku putih (1856-1881), putra Sultan Muhammad Memilih lokasi masjid ini di tanah yang berada di timur Istana ibu kota Sebelum perkuburan Tok Ayah.

Kemudian, Tengku Timung (1881-1890) menunjuk Haji Abdullah warga kampung Datok sebagai Imam yang pertama kali. Dan Tengku telah memperluaskan bangunan masjid tetapi Tengku telah wafat terlebih dahulu sebelum selesai dibangunkan. Dikemudian hari Tengku Sulaiman Shari Fuden atau Tengku Bosu Saudara bagi Tengku Putih Menjabat sebagai Raja ibu kota Patani (1890-1998) beliau meneruskan pembangun masjid sampai selesai Dan mengubah nama masjid menjadi "Masjid Raja Patani" dan mengundang tukang kayu kampong Takeh untuk mengukirkan tutup langit masjid dengan kayu dengab pola botani untuk menghias masjid Seperti yang terlihat hari ini yang tampak indah dan Mulia. Adapun kayu Suri milik raja telah membangun tempat berwudud di depan masjid.

Kendati, Dua gambar masjid lama ini, penulis terima dari kerabat yang berada di area masjid dimana merupakan foto di bagian depan masjid yang merupakan bangunan bata dan atap kayu dengan genteng. Mungkin gambar ini juga sudah Anda lihat. Tapi gambar lain, yang diambil dari sisi belakang masjid (di sisi barat), adalah gambar yang diambil saat membangun bangunan belakang, yang merupakan bangunan beton bertulang. Atapnya dituangkan ke dalam dek. Dalam gambar, Anda akan melihat rebar yang berjajar di dek atap. Hal ini diyakini sebagai perpanjangan dari era Kesultanan Tengku Timung dan Sultan Sulaiman ShariFuden (pada masa pemerintahan Dinasti Chakri ke-5).

Percayalah bahwa foto-foto yang diambil di belakang saat pembangunan masjid belum selesai Akan menjadi gambar yang kebanyakan orang belum pernah lihat sebelumnya.

Sumber : TUNAS Online.
Photo : Patani Notes.

Minggu, 10 Februari 2019

Istana Raja Jammu, Yaring, Patani (Thailand Sealatn)

Tepatnya di provinsi Patani yang merupakan salah satu dari empat provinsi yang berada di wilayah Thailand Selatan, berdirilah sebuah Istana Raja Jammu yang terletak di kawasan Tempat 2 Daerah Yakring Wilayah Patani.

Istana megah ini terbuat dari kayu, yang arsitekturnya sama dengan disemua rumah bangsawan zaman dulu.

Diperkirakan istana ini dibangun sekitar tahun 2438 Thai dan tahun 1894 English, (pada masa Raja Rama 5 berkuasa), yang dimaksud dengan raja Rama V, bernama Phrabat Somdet Phra Paraminthra Maha Chulalongkorn Phra Chulachomklao Chao Yu Hua Yang Agung (Phra Piya Maharaj), sehingga istana itu disebut adalah “Phraya Phiphit Senamatyathibadi Srisura Songkram”.

Istana Raja Jamu ini, dibangun  ganda, setengah bangunan terbuat dari kayu dan semen, ada tangga melengkung untuk naik ke lantai atas balkon istana di kedua sisi istana itu. Disana ada aula besar, tempat untuk berkumpul. Luar biasa kemegahan istana Raja Jammu, keunikan istana tua Yaring ini karena gabungan arsitektur Muslim, Cina dan Eropa.

Editor : Media Informasi News (MIN).







Istana Raja Teluban Patani (Thailand Selatan)

Tepatnya di provinsi Patani yang merupakan salah satu dari empat provinsi yang berada di wilayah Thailand Selatan, berdirilah sebuah Istana Raja Teluban Patani yang terletak di tengah-tengah kota Teluban Wilayah Patani.

Kerajaan Teluban  sudah lama ditaklukkan oleh kerajaan Siam (Thailand), kerajaan ini berakhir pada tahun 1789 – 1791, berawal ketika terjadi pemberontakan di Patani, lalu kerajaan Patani dipecah menjadi tujuh wilayah, yaitu : Pattani, Saiburi (Teluban), Nongchik, Yaring, Yalha, Reman dan Rangae, pemecahan ini bertujuan untuk melemahkan orang melayu.

Kota Teluban pernah jadi marwah bangsa Melayu sebelum tercabik-cabik oleh penaklukan kerajaan Siam (Thailand), istana ini adalah istana Tengku Abdul Hamid, yang digadaikan pemiliknya kepada orang Cina, kemudian berpindah tangan beberapa kali sebelum dibeli oleh Persatuan Muslimah Masjid Teluban, pada 8 Januari 2014 dengan harga 10.5 juta Baht atau sekitar RM1.050 juta.

Siapakah Tengku Abdul Hamid ?

Tengku Abdul Hamid adalah putra bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Tengku Muda Adulabutr + Tengku Ummu Kalthum. Tengku Muda adalah putra sulung Raja Jambu, dan Ummu Kalthum pula cucunda Raja Selindung Bayu (Teluban). Setelah reformasi pemerintahan Bangkok (tak lama setelah Patani dijajah Siam), Tengku Muda ditunjuk menjadi gubernur wilayan Satun (Setul) kemudian terpilih sebagai anggota parlemen selama 4 priode dan terakhir sebagai senator. Setelah Tungku Muda meninggal, Istana tersebut jatuh ke tangan Tengku Abdul Hamid. Rumah pusaka yang letaknya di lokasi yang sangat strategis ini, oleh Tengku Hamid digadaikan kepada bangsa Cina. Kemudian ditebus Persatuan Muslimah Masjid Teluban.

Tengku Abdul Hamid dengan pasangannya Tengku Azizah dianugerahkan tujuh orang putra dan putri, di antaranya adalah Tengku Anis. Kelak ia menjadi raja perempuan Kelantan. Setelah Abdul Hamid bercerai dari Tengku Azizah, lalu ia kawin lagi dengan wanita asal Chiang Mai. Akhirnya Tengku Azizah boyongan pulang ke negeri asal, Kelantan, bersama putra dan putrinya.

Bila mengenang pada masa dulu di kota ini,  yang sekarang bernama Saiburi,  pernah ada kerajaan Islam dengan raja yang bertempat kediaman di istana ini, sekarang sudah dimiliki orang melayu Patani dalam organisasi  Persatuan Muslimah Masjid Teluban.

Tidak jauh dari istana raja i Teluban, ada mesjid yang arsitektur bagus, modern pada masa jaya kerajaan Teluban, dan masjid itu bukan dibuat dari kayu. 

Kesimpulan, bahwa masjid ini sudah berusia lebih dari satu abad, akan hidup dan dihidupkan bila ada umat yang memakmurkannya. Seperti mesjid tua yang berada di kampung Telok Manok, maka istana Teluban ini perlu ditingkatkan lagi fasilitasnya.

Editor : Media Informasi News (MIN).





Sabtu, 09 Februari 2019

Masjid Raja Patani, Atau Masjid Cabang Tiga

Tepatnya di provensi Patani yang merupakan salah satu dari empat provinsi yang berada di wilayah Thailand Selatan, berdirilah sebuah Masjid Raja Patani yang berada di kawasan Cabang Tiga Wilayah Patani.
Masjid ini merupakan sebuah warisan yang mengigatkan kepada masyarakat Patani di zaman pemerintahan raja-raja Melayu Patani yang pernah mencapai masa keamasan, dan sebagai lambang perjuangan raja-raja Melayu Patani pada masa yang lalu.
Asalnya masjid ini dibina dengan mengunakan kayu pada zaman pemerintahan Sultan Muhammad (1845 – 1856), yaitu salah seorang kerabat diraja Kelantan yang diangkat menjadi raja Patani.
Setelah itu, masjid ini direnovasi atau diubah bangunan mengunakan batu pada zaman pemerintahan Tengku Putih (1856 – 1880), yaitu anak kepada Sultan Muhammad.
Keterangan :
1. Dalam sebuah buku sejarah kerajaan Melayu mengatakan, bahwa masjid ini di bina pada zaman/masa Sultan Sulaiman Syarifuddin yang memerintah Patani (1889 - 1899).
2. Namun penduduk tempatan mengatakan, bahwa masjid ini di bina pada masa Sulthan Tengku Puteh Ibnu Al-marhum Sulthon Muhammad yang memerintah Patani (1855 -1881).
Editor : Media Informasi News (MIN).