This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 25 Januari 2016

MEMBANGUN KESEPAHAMAN MELAYU NUSANTARA

AMPERA PATANI - Dari beberapa hari yang lalu kami melakukan perjalanan ke Thailand Selatan, tepatnya Provinsi Patani. Masyarakat Indonesia banyak yang belum mengetahui bahwa di Patani, semenjak daerah ini dikuasai oleh Kerajaan Siam (Thailand sekarang) kerap kali terjadi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pihak militer setempat terhadap bangsa Melayu (bangsa asli Patani) di sana.
Patani dijajah Siam sejak 1875. Mulai sejak itu kebebasan hidup juga beragama dibatasi di sini. Puncaknya adalah peristiwa pembantaian yang terjadi pada 14 Oktober 2004 di Tak Bai (salah satu daerah di Patani).
Peristiwa Tak Bai menimbulkan luka mendalam bagi rakyat Patani. Tak kurang dari 300 orang dibunuh (data infreed) pada peristiw tersebut.
Mulai sejak peristiwa itu, militer Thailand memberlakukan operasi yang ketat terhadap rakyat Patani. Hal itu bisa dilihat dari pengamanan dijalanan yang begitu berlebihan (per 500 m ada pemeriksaan).
Fakta diataslah yang melatar belakangi kami untuk melakukan riset, sekaligus bertemu dengan beberapa tokoh Patani, ikhwal membangun kembali kesepahaman tentang bangsa Melayu di gugusan nusantara.
Kami menilai jika isu agama terus menjadi alasan bagi pemerintahan Thailand untuk melakukan operasi yang ketat terhadap rakyat Patani (ket: semenjak dijajah, di Patani muncul beberapa gerakan revolusioner berlandaskan Syariat Islam guna mengembalikan kejayaan Kesultanan Islam Melayu Patani Darussalam). Maka, kedamaian akan jauh tercipta di tanah Patani. Karena label pemberontak (isu ISIS salah satunya mulai dilancarkankan) terus diberikan oleh pemerintah Thailand terhadap para pejuang di Patani.
Upaya membangun sentimen kemelayuanlah yang akan mengetuk kepedulian negara-negara lain di Asia Tenggara ini, agar tidak menutup mata atas kejadian kejahatan kemanusiaan yang semenjak dahulu hingga kini tetap terjadi di Patani. Hingga pada akhirnya ada kepedulian internasional untuk melihat bahwa ada tirani kekuasaan di Patani Thailand Selatan.
By Chepry Hutabarat (Asli Indonesia)
Referensi sumber diulas dari links :-
.........................................................
http://nu-lampung.or.id/blog/membangun-kesepahaman-melayu-nusantara.html

Sabtu, 23 Januari 2016

UNTUK ANAK PARA SYUHADA

AMPERA PATANI - (Mr. JR Post) “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Amat berarti pepatah melayu ini yang mengajarkan kita agar saling tolong-menolong antara satu sama lain, agar kita kenal siapa kawan dan siapa lawan, agar kita kenal diri kita dan menerima takdir yang ditetapkan untuk kita jalani, dan agar kita percaya setiap perbuatan yang ikhlas ada balasan baik dari Allah SWT. Segala puji dan syukur saya panjatkan pada Allah yang maha Kuasa yang telah melahirkan para pejuang di Patani untuk menegak keadilan dan membela mereka yang dizalimi.
Seorang anak yatim pun berkata ‘Ayahku telah meninggalkan aku karena dihujani peluru hina, matanya terpejam dalam selimut darah, berbantalkan tanah, dan dia pergi tanpa sempat meninggalkan wasiat karena meninggalnya dalam kejutan dan tiada saudara mara disisi yang sempat mengajarkannnya menucapkan kalimat suci. Tapi aku tetap bangga karena dia pergi dalam pelukan bidadari dalam bibirnya mengucapkan kalimat Laa ilaaha Illallah. Aku yakin dia pergi ke syurga karena kepergiannya demi membela agama dan membela nasib kita semua.
Anak yang diriba oleh kakaknya yang sulong. Mereka 4 beradik kehilangan kedua ibubapaSurat ini dari anak para Syuhada yang saya sampaikan untuk anda. Tulisan ini saya tulis bukan bersumber dari kata-kata anak yatim itu dan mereka juga tidak menulis apa-apa surat untuk anda. Tapi tulisan ini saya dedikasikan untuk mereka karena suara mereka mungkin tidak pernah sampai kepada kita, mungkin tidak semua dari kita yang pernah melihat kesengsaraan anak Para Syuhada ini, mungkin juga ada antara kita yang telah lupa akan kewujudan mereka.
Dalam keadaan konflik di Patani seperti yang berlaku sekarang ini sudah pasti banyak masalah yang di hadapi oleh ramai pihak misalnya, para peniaga mungkin mengalami kerugian, tempat-tempat wisata/percutian mungkin mengalami kekurangan pengunjung, harga barang mungkin juga meningkat, dan yang utama ingin saya jelaskan adalah pasti ramai anak-anak yang kehilangan bapa mereka. Pernahkah anda terfikir akan nasib mereka setelah kehilangan pemimpin keluarga yang selama ini menyuapkan mereka rezeki, mengantarkan mereka ke sekolah, yang memberi mereka didikan, dan mereka hilang seseorang yang selalu menyelesaikan masalah mereka.
Salah seorang anak kecil yang menjadi mangsa kekejaman Thai.Beliau Lumpuh seluruh anggota badan. Hanya kepala yang boleh bergerak !!!!Tangan saya tergerak untuk mencoret tulisan ini karena hati saya tersentuh setelah mengetahui beberapa keluarga mengalami kesengsaran akibat kehilangan orang tua. Ada sebuah keluarga yang kehilangan kedua orang tua mereka dan hidup mereka mengalami penderitaan yang berat sehingga mereka terpaksa menyusui adik mereka yang masih bayi hanya dengan air teh, dan adik-beradik mereka tidak bersekolah karena tidak mampu menampung biaya sekolah dan si kakaknya pula sangat kurus sehingga badannya hanya terlihat tulang dan kulit sahaja. Setelah kita perhatikan kisah ini, apakah sama dengan pepatah melayu yang saya sebutkan di atas?!
Kisah keluarga di atas saya jadikan contoh dan masih banyak lagi keluarga yang mengalami nasib yang sama atau lebih berat lagi. Menurut yang dikabarkan, pada November 2010 ada sekitar 5011 atau lebih anak yatim di Patani yang kehilangan salah satu orang tua mereka atau kedua-duanya. Hal seperti ini bukan saja terjadi di Patani, malah ada juga di Afghanistan, Iraq, Palestina, Chechnya, Kashmir, Somalia, Moro, Ambon, dan poso.

Gadis malang yang ditembak sehingga cedera parah .Badannya sudah tidak berisi akibat tinggal dirumah kekurangan makanan.Kedua ibubapa di bunuh secara kejam oleh Penjajah.
Menurut perhatian saya, hal seperti ini bukanlah perkara yang boleh dianggap mudah dan kecil karena akibat dari ketidak-pedulian kita bakal mencetus suatu masalah yang amat besar suatu hari. Antara masalah yang saya lihat adalah meningkatya jumlah mereka yang mentang perjuangan kerna pihak kafir siam sedang berusaha untuk mengambil hati anak-anak yatim dengan memberikan bantuan makanan, pakaian, uang, dan juga membiaya sekolah mereka. Selain itu, pihak siam juga sering membawa mereka ke tempat-tempat semina atau kursus dan menurut ramai pihak mengatakan kursus itu bertujuan untuk mencuci otak para anak yatim agar membeci para perjuangan dan sekaligus menentang ajalan perjuangan. Hal ini bukanlah dari pemikiran saya tapi hal ini telah terjadi di mana-mana.
Haruslah kita sadar bahwa betapa pentingnya bagi kita membela anak yatim atau anak para syuhada. Di dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’un ayat 1-3 “Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin “.Dan dalam sebuah hadith dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.
Setelah anda membaca coretan tulisan ini, haruslah anda sadar akan kepentingan membela nasib mereka anak-anak yang ditinggalkan.

By Jeritan Rakyat Patani

Referensi sumber diulas dari links:-
.................................................
https://www.facebook.com/toh.habibi/posts/163285167377496

Jumat, 22 Januari 2016

MAHASISWA DAN WARGA MASYARAKAT LEBIH DARI 1000 ORANG BERGABUNG KELUAR MENENTANG OPOSISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BATU BARA DITAKUTI MEMPENGARUHI DAMPAK PADA GAYA HIDUP LINGKUNGAN DAN PERDAMAIAN

AMPERA PATANI – Pada 22 Januari 2015, Jaringan mahasiswa Prince of Songkhla University Kampus Pattani Untuk Keadilan dalam kerjasama dengan Persekutuan Rakyat Mempertahankan Hak Masyarakat dan Sumber Daya Alam Untuk Kedamaian (PERMATAMAS). Bersam-sama dengan keluar menentang oposisi pembangkit listrik tenaga batu bara Thepha (Tiba) provinsi Songkhla. Sebelumnya, diselenggarakan acara diskusi seminar pertukaran pendapat di bawah topik “Peran Mahasiswa dan Warga Masyarakat Dengan Misteri Jahat Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara” di Bangunan 58 Prince of Songkhla University (PSU), Kampus Pattani. Dan bersama-sama berpawai besar jalanan kaki dari kampus Pattani menuju ke Anusauari Raja Rama V di depan balai kota Pattani.
Khadun Palare, perwakilan Jaringan Mahasiswa Prince of Songkhla University Kampus Pattani Untuk Keadilan dan sebagai Presiden Komunitas Konservasi Alam PSU Pattani mengatakan selama dalam acara diskusi seminar bahwa “Dari berbagai macam untuk memanfaatkan teman hidup manusia lain sebagai salah satu kegiatan dari berbagai macam di atas, tidak membuat untuk hanya sebuah wacana dan apa yang harus menghafal berikutnya oleh mahasiswa PSU membuat untuk dirinya dan teman-teman mahasiswa lain sendiri, menyadari terhadap tugas sosial. Maka membuat keputusan bersama dikeluarkan pendapat pada kasus pembangkit listrik tenaga batu bara dengan tanpa partisipasi nyata dari orang-orang masyarakat dan proses survei yang tidak ada keadilan terhadap orang-orang masyarakat di daerah prasarana yang berdampak luas sampai ke Daerah Nongcik, Provinsi Pattani dari sebuah studi mengetahuinya. Oleh karena itu, menunjukkan dari kekuatan mahasiswa dalam penciptaan dan bersama sebagai suara rakyat untuk orang-orang masyarakat telah berpartisipasi nyata dalam berbagai proyek yang akan terjadi di daerah ini”.
Direk Hemnakhon, koordinator Jaringan Pengembangan daerah Thepha salah satu peserta dalam acara diskusi seminar kali ini mengatakan bahwa “Proyek pembangkit listrik tenaga batu bara diciptakan di kawasan sekitar sebuah masjid, pondok, dan candi, yang mempengaruhi dampak kehidupan orang-orang masyarakat. Ekosistem ekologi yang subur dan rantai makanan logam berat tercemar, jika ada penciptaan pembangkit listrik tenaga batu bara serta polusi dari pembakaran fotografi 23 kilogram perhari, dengan ada debu 2,5 mikron yang mempengaruhi tubuh”.
Bagi Suhaimee Ali Wakil Presiden Organisasi mahsiswa PSU Pattani juga mengatakan selama dalam acara diskusi seminar bahwa “Saya merasa senang melihat siswa bersama-sama untuk keluar menunjukkan menentang oposisi penciptaan pembangkit listrik tenaga batu bara. Jadi seperti biasa yang siswa Walailak sebelumnya pernah keluar untuk bersama-sama menentang oposisi penciptaan pembangkit listrik tenaga batu bara di Tha Sala, Nakhon Sri Thammarat. Dia menginginkan untuk semua siswa berpartisipasi keluar menampilkan kekuatan dalam mempertahankan ekstraksi sumber daya alam dan sebagai suara orang-orang masyarakat lebih lanjutnya”.
Tuwaedaniya Tuwaemaengae, perwakilan sektor masyarakat juga mengungkapkan selama dalam acara diskusi seminar bahwa “Jika terjadinya pembangkit listrik tenaga batu bara, mata pencaharian orang-orang masyarakat di daerah tersebut akan berubah dan mempengaruhi dampak kesehatan orang-orang masyarakat dalam daerah dan sekitarnya, meskipun itu dirancang untuk memberitahukan dari badan yang berkaitan memiliki teknologi maju yang mampu menangani dengan polusi alkohol tersebut. Tetapi juga tidak bisa menangani 100% secara langsung membuat mempengaruhi pada orang-orang di daerah proyek dan sekitarnya. Dan itulah suatu kondisi penting yang akan mempengaruhi juga pada proses kedamaian karena kurangnya partisipasi cara keadilan dari warga masyarakat di daerah proyek dan semua daerah sekitarnya”.
Ihsan, dari University Fathoni Provinsi Yala, mengungkapkan selama dalam acara diskusi seminar bahwa “Dirinya pernah ikut bersama menyelenggarakan kegiatan perkemahan di Thepha, menemukan bahwa di situ adalah daerah yang sangat subur, penduduk setempat membawanya pelayaran perahu dan menangkap ikan dengan tangan, ada banyak ikan karena rawa-rawa bakau berlimpah subur, yang pribadinya juga tidak setuju jika memungkinkan ada penciptaan (pembangkit listrik tenaga batu bara), pribadinya juga tidak ingin untuk lingkungan yang rusak dan dapat dibuat makan dibandingkan dapur orang-orang di daerah itu, karena orang-orang bankrit karet, keluar perahu nelayan, dan memiliki sayuran makan sendiri, jika diciptakan, dapur rumahnya mungkin akan hilang”.
Setelah dari selesainya acara diskusi seminar, Jaringan Mahasiswa PSU Pattani Untuk Keadilan telah membaca pernyataan dengan menuntut pada Perdana Menteri Jenderal Phrayut Chan-Ocha, untuk mempertimbangkan orang-orang di daerah provinsi perbatasan selatan telah terlibat dalam dipertimbangkan keputusan terhadap proyek pembangkit listrik tenaga batu bara Thepha dan proyek pembangunan besar lainnya yang akan terus terjadi nanti.
Pada pukul 15.00 waktu setempat, Jaringan Mahasiswa PSU Pattani Untuk Keadilan bergabung dengan Persekutuan Rakyat Mempertahankan Hak Masyarakat dan Sumber Daya Alam Untuk Kedamaian (PERMATAMAS). Dan orang-orang masyarakat di daerah proyek bersama-sama berjalan kaki berpawai besar di kawasan depan balai kota Pattani, bersama tampilan menunjukkan menentang dan berbagi selebaran informasi tentang dampak jika diciptakan pembangkit tenaga listrik batu bara.
Pada akhirnya, diadakan berkumpul membaca pernyataan sekitar kawasan depan Anusauari atas nama Jaringan Masyarakat provinsi perbatasan perlindungan hak-hak masyarakat dan lingkungan untuk kedamaian, pernyataan menunjukkan menentang oposisi proyek pembangkit listrik tenaga batu bara Thepha 4 hal:
1- Forum berpendapat 1,2, dan 3, yang diadakan tidak ada pengesahan karena tidak memberi kesempatan untuk orang-orang masyarakat di daerah terpengaruh yang bukan hanya 5 Km, termasuk Pattani, Narathiwat, dan Setul telah menawarkan pendapat.

2- Situasi kerusuhan konflik sampai mematikan warga dengan senjata lebih dari 10 tahun yang lalu, cukup sangat mengerikan, dan jika ada sebuah pembangkit listri tenaga batu bara, hal ini diyakini bahwa semakin menambahkan kekuatan api konflik selatan lebih dari pembangunan.

3- Jaringan akan mencoba banyak pendekatan sesuai dengan pedoman untuk tanpa kekerasan untuk menghentikan proyek pembangkit listrik tenaga batu bara Thepha.

4- Internal Security Operations Command, harus membawa masalah pembangkit tenaga listrik dan dermaga menjadi agenda untuk mengatasi minimnya pencegahan ketidakpuasan dari orang-orang masyarakat terhadap mekanisme kekuasaan negara yang terlibat.

Referensi sumber diulas dari links :-
.........................................................
http://seruansuararakyatpatani.blogspot.co.id/…/mahasiswa-d…
https://www.facebook.com/media/set/…

Selasa, 19 Januari 2016

MARA PATANI MENAWARKAN (OIC) BERGABUNG MEMILIKI PERANAN DALAM PROSES PERDAMAIAN THAILAND SELATAN PATANI

AMPERA PATANI - Sekretaris Organisation of Islamic Cooperation (OIC) bertemu dengan organisasi kelompok gabungan MARA Patani pada hari Ahad lalu. Adanya ringkasan kemajuan dari penggabungan kelompok yang didirikan organisasi MARA Patani dan untuk OIC mendukung proses perdamaian dengan cara bekerjasama dengan Thailand dan Malaysia. Bagian Sekretaris OIC menuntut hari ini untuk mengaturkan seminar lintas kelompok lebih menciptakan pemahaman di hadapan dunia dalam oposisi berat. Titiknya adalah tantangan kedua termasuk ASEAN dan OIC.


Sebelum berkunjungan ke Thailand hari ini selama tanggal 10-13 Januari 2016. Berita dari kelompok MARA Patani mengungkapkan bahwa pada tanggal (10/1/2016) lalu, perwakilan dari kelompoknya telah bertemu dengan Sekretaris OIC yaitu Dr.Iyad Ameen Madani beserta dewannya di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan itu, termasuk peserta kelompok bertemu dan berunding pihak MARA Patani, adanya Awang Yaba sebagai presiden organisasi, Ustaz Muhammad Syukri Hari sebagai kepala pembicaraan termasuk dalam kelompok semuanya 9 orang dari keseluruhan. Pihak MARA Patani merangkum ringkasan gerakan dalam hal didirikan organisasi dengan menyatakan kepada OIC mendapat mengetahui, juga termasuk tentang berdialog damai atau perdamaian dengan pihak Thailand. Pada pertemuan ini, pihak MARA Patani meminta untuk OIC berperan mendukungnya pembicaraan dengan meminta kerjasama dengan Thailand dan Malaysia cara terdekat.

Sumber berita mengungkapkan bahwa usulan dari kelompok MARA Patani tidak termasuk untuk OIC sebagai mediator dalam pembicaraan atau untuk pembentukan platform tahap regional untuk mendukung hal ini dengan cara apapun. Karena sementara sekarang ini, Malaysia bertindak sebagai fasilitator yang dianggap sudah cukup, ”Kami hanya ingin OIC untuk bekerjasama lebih dekat dengan Thailand dan Malaysia”.

Pada pertemuan kali ini, juga adanya perwakilan dari Sektor Masyarakat Sipil datang dari tiga provinsi selatan yang ikut serta lima orang seperti yang diusulkan oleh OIC. Setelah itu, Sekretaris OIC dan dewannya melakukan perjalanan ke Bangkok untuk memulai kunjungan cara resmi ke Thailand selama tanggal 10-13 Januari. 

Pagi hari ini di Bangkok, Sekretaris OIC telah berpartisipasi dalam konferensi internasional tentang dialog keyakinan agama dan pemeliharaan perdamaian dalam masyarakat multikultural. Dengan menuntut untuk diadakan pembicaraan lintas kelompok diyakini lebih rentan untuk meningkat pemahaman tentang situasi yang dunia sedang menghadapi oposisi berat, bersama termasuk hal ini merupakan tantangan dari kelompok seperti OIC dan ASEAN.

Sekretaris OIC mengungkapkan bahwa gelobalisasi membuat dunia menyusut, tapi itu membuat melihat konflik antara di berbabagai negara lebih banyak. Di sementara yang konflik berlangsung, perlu yang harus diadakan dialog antara orang yang berbeda agama. Seminar halaman ini adalah kesempatan besar untuk berkontribusi pemahaman dan saling toleransi antara masing-masing termasuk hidup bersama dengan damai. Dia menunjukkan bahwa semua agama memiliki nilai yang sama, tidak ada agama yang tidak berbicara tentang kasih sayang, keadilan atau kesetaraan. Tapi interpretasi yang berbeda dapat menimbulkan konflik, maka perlu melakukan segala kemungkinan agar masyarakat memahami keragaman agama dan budaya yang berbeda. Maka harus berdialog dan memperluas ke kelompok yang lebih luas dari peserta dalam ruangan dan menjangkau ke kelompok orang sebanyak mungkin. Yang hal seperti ini merupakan tantangan bagi OIC dan ASEAN.

Sebelumnya, seringkali ada usulan untuk OIC berperan dalam proses perdamaian di Thailand selatan dalam berbicara untuk perdamaian di bawah pemerintah PM. Yingluck. Kelompok Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani (BRN) juga telah mengusulkan OIC sebagai pengamat untuk pembicaraan lalu. Mantan Sekretaris Jenderal OIC Ekmelleddin Isan Oklu pernah menyarankan dalam masalah pembicaraan damai di antara selama pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Yingluck Chinnawatra dan dewannya di Istanbul pada bulan Mei tahun 2013 untuk Thailand dan BRN menekankan dalam masalah proses membangun kepercayaan dan saling percaya bersama termasuk cara untuk menyelesaikan konflik pada sumbernya. OIC telah menyatakan dukungan untuk perdamaian di Patani dengan menawarkan untuk mengambil bagian yang terlibat dalam proses membangun kepercayaan antara kedua belah pihak tersebut.

Bagi mereka yang melihat perbedaannya, laporan berita mengungkapkan bahwa OIC telah mengusulkan kepada kelompok-kelompok perjuangan gerakan perelawanan dengan pemerintah Thailand untuk berkumpul di bawah nama Bersatu Patani Dewan Rakyat atau Unified Patani People Council (UPPC) yang tidak muncul bahwa banyak keberhasilan, jadi setelah mengetahui bahwa pemerintah Thailand sedang berbicara dengan kelompok yang berbeda atas nama MARA Patani, dari OIC juga ingin bertemu dengan perwakilan dari setiap delegasi.

Referensi sumber diulas dari links:-
.........................................................
http://seruansuararakyatpatani.blogspot.co.id/2016/01/mara-patani-menawarkan-oic-bergabung_11.html
http://dmctoday.blogspot.co.id/2016/01/blog-post_392.html

SERUAN SUARA RAKYAT UNTUK PERDAMAIAN PATANI

AMPERA PATANI - Sejak munculnya kerusuhan konflik bersenjata di Patani pada tahun 2004, yang terus berlangsung lama hingga sekarang ini. Untuk keselamatan penduduk di Patani tidak siapa atau kelompok-kelompok mana bahkan pemerintah negara Thailand sendiri tidak pun bisa menjaminkan keamanan dan perlindungan bagi mereka. Semakin hari semakin menambah tidak menenangkan penduduk setempat dan telah membuat orang-orang di dalam masyarakat timbul rasa takut-takutan kerendahan yang menghina dan serbuan peluru semacam hujanan seakan-akan tidak mengenal arah dan penduduk sendiri yang menanggung penderitaan. Dengan karena pembunuhan terjadinya di Patani yang tidak kenal prikemanusiaan. Perlindungan hak anak kecil dan wanita (protection of the rigts of children and woman) juga tidak memberikan perhatiannya oleh pemerintah, angka anak yatim dan janda kehilangan suami semakin meningkat, jelas yang seharusnya pemerintah untuk memenuhi layanan sebagai mana yang disebutkan kewarganegaraan.
Jika telah mengetahui mengenalkan sejarah yang telah membahasnya cukup panjang tentang sebuah negeri Patani di masa silam. Tetapi semenjak negeri Patani jatuh ditakluk oleh kerajaan Siam Thailand (1785 M), orang-orang generasi baru diasingkan mengenalnya sejarah tentang bumiputra sendiri, yang mana para pendahulu telah Berjaya. Justru itulah, karena pihak kerajaan (pemerintah Thailand) menutupi sejarah agar generasi-generasi baru tidak dan diberikan mengenalnya sejarah, yang bisa hanya mengenal Pattani adalah satu-satunya wilayah di Thailand Selatan. Nah, jika berbicara bahwa Patani adalah merupakan sebagian dari tanah Melayu (Nusantara) yang salah satunya dahulu sebuah kerajaan Melayu Islam di Asia semenanjung pemerintah kesultanan Patani Darussalam (1500-1785 M), singkatan dari sejarah masa dahulu ketika dibawah kekuasaan pemerintah kesultanan Raja Patani, kehidupan rakyat jelata dijaminkan kekuasaannya yang berkeadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan secara menyeluruh.
Namun itu, sekarang Patani lebih dikenalkan dunia adalah sebuah wilayah Pat(t)ani yang mana telah disematkan bahasa oleh imperialis Siam Thailand. Justru itulah merupakan sistem penjajahan untuk menghancurkan teritorial wilayah jajahannya agar menjadi satu-satunya nasionalisme Thai. Maka berlakulah pentadbiran wilayah baru dari sebuah negeri Patani awalnya dengan memecah belah menjadi wilayah jajahannya dan mentransmigrasi penduduk (Land reform) terjadinya hingga kini penduduk di Patani bercampur aduk orang-orang (Melayu Islam) dan orang-orang (Siam Budha), adanya mereka telah lupa tidak menyadari (identitas bangsa mereka sendiri) karena telah menelan pengaruh penjajah, apalagi paksaan pada masa pemerintah (PM. Phibun Songkhram 1939 M) yang sekarang mereka tidak bisa membedakan orang Islam dengan non-Islam (Budha Thai), tetapi ada sebagian yang masih bisa untuk membedakan mereka diantaranya karena kebudayaan adat istiadat penduduk masih mempertahankan ciri-ciri kehidupan masyarakat setempat. Untuk sekarang ini, dari sebuah negeri Melayu Patani kini hanya tinggal kenalan adalah beberapa wilayah (Thailand Selatan) saja yakni Pattani (Patani lama), Narathiwat (Menara), Yala (Jala), Satun (Setul) dan lima daerah (Sadau, Nathawi, Cenak, Sebayoi, dan Thepha) dari sebagian wilayah Songkhla (Senggora).
Berhubungan dengan dibawah kekuasan kolonial Siam Thailand, sekarang ini warga masyarakat di Patani telah ditukarkan suasana yang sangat menderita dan kecemasan penduduk karena isu konflik malah tambah lebih keras mengakibatkan terjadinya penderitaan mencapai beribu orang tewas dan pula banyak yang terpenjara (golongan para intelektual) hingga merespons terhadap pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat telah merusak, lebih-lebih lagi kontribusi terhadap sikap pendidikan baik di sekolah swasta maupun perguruan tinggi pada tingkat universitas semakin menurun juga kurang berkembang berdampak bagi generasi penerus harapan cita-cita agama, bangsa, dan negara, penyebabnya kehilangan para intelektual untuk membimbing cita-cita masyarakat. Dan baru-baru ini, pemerintah menerapkan hukum darurat sepertinya penangkapan penduduk orang-orang di Patani yang tidak jelas masalah dan kesalahannya dan lain-lain lagi. Realitas tersebut membuat masyarakat takut untuk bersuara, yang seharusnya itu adalah hak-hak yang dimilikinya!
Sebagai aspirasi masyarakat Patani saat ini, mereka sudah tidak bisa lagi bertahan dalam suasana kerusuhan konflik yang sedang mengalaminya. Maka timbullah rasa kesadaran dari bagian kalangan rakyat jelata sendiri (semangat nasionalisme) agar bersama-sama bangkit untuk menentukan nasibnya sendiri yang tidak menggantungkan lagi harapan dan cita-cita pada pemerintah dalam masalah proses penyelesaian konflik tersebut. Jika kita bersama-sama dapat meneliti dari situasi dan masa telah sudah berkelamaan dari awal perencanaan pemerintah bahkan telah cukup besar pengeluaran dana untuk proses penyelesaian konflik di Patani. Nah, maka dengan seruan suara oleh penduduk masyarakat anak pribumi sendiri mereka menunjukkan hasrat cita-cita dan harapan dengan mengangkatkan label menulis kata-kata “PATANI MERDEKA” atau “KEMBALI HAK PERTUANAN BANGSA" mengikat seluruh di jalan raya, jembatan, dan di ranting pohonan sekalipun, tertampak nyata di seluruh kawasan daerah wilayah Thailand Selatan, Patani. Dan itulah, dianggap hasrat dari keinginan oleh rakyat sendiri sebagai pengiriman arus komunikasi kepada masyarakat dunia internasional yang cinta kedamaian dalam berupaya mendapatkan hak kekuasaan dan hak kemerdekaan bangsa Patani yang datang bersama-sama sesuai dengan proses perdamaian dunia saat ini. Jika ulasan lagi banyak berita telah mengakses di media massa dan seruan masyarakat maupun peranan dari kalangan mahasiswa pemuda untuk mendorong berkomunikasi kepada dunia internasional (PBB) yang harus mempertimbangkan rasa dan kehasratan dari rakyat untuk mewujudkan perdamaian di Patani dan disertai dengan perdamaian dunia.
Maka untuk solusinya, oleh Tuwaedaniya Tuwaemaengae dari (LEMPAR) Lembaga Patani Raya Untuk Kedamaian dan Pembangunan (Wawancara, 21/12/2015) berpendapat bahwa “Proses perdamaian Patani adalah dari sektor pemerintah, orang-orang Melayu masyarakat Patani, orang-orang Siam masyarakat Thailand harusnya menerima kenyataan dari akar penyebab terjadinya konflik dengan membuat pernyataan bertampak untuk umum yang harus menghormati dan mematuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia, hak keadilan, dan demokrasi. Kami percaya bahwa jika semua tersebut yang telah diungkapkan dan dari pihak pemerintah maupun dari pergerakan pembebasan Patani itu sendiri, dan dari penduduk orang-orang Patani maupun orang-orang Thailand juga berlaku dan menjalankan. Maka proses penyelesaian konflik atau perwujudan perdamaian Patani mungkin akan tercapai cita-citanya. Dan hal ini pula tidak lagi dibicarakan oleh media massa mungkin fakta tidak efek sesuai kenyataan”.

By Muhammad Usman

Referensi sumber diulas dari links:-
.................................................
https://www.facebook.com/toh.habibi/posts/151839275188752

PROSES DIALOG DAMAI SETENGAH HATI

AMPERA PATANI - Dalam Proses Dialog Damai antara pemerintah kolonial Siam Thailand dan berisan Perjuangan Pembebasan Melayu Patani yang dilanda konflik politik, sejarah, budaya dan sosial di Patani bukan hal yang baru terjadi sejak 10 tahun terakhir. Tapi merupakan mata rantai dari suatu proses konflik entik bangsa yang panjang, sudah lebih dari 200 tahun.
Konsensus umum Proses Dialog Damai KL 28 Feb 2013 baru ini ditandatangan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Thailand yang mewakili pemerintah pimpinan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra seketika itu dan Barisan Penjuang Pembebasan Patani diwakili BRN (Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani). Ini merupakan titik balik penting dalam sejarah solusi kemelut politik bangsa Melayu Patani dengan penjajah Siam Thai di bagian Ujung Selatan.
Proses dialog damai di Selatan digalang Barisan Revolusi Nasional (BRN), cabang Kubu Revolusi Bangsa Melayu Patani, yang didirikan pada 1960 untuk menuntut kebebasan bangsa Melayu Patani dari pemerintah colonial Siam Thailand.
Thailand memulai pembicaraan perdamaian dengan barisan pejuang Melayu, yang bergerak di Selatan, menandakan kemungkinan terobosan dalam kemelut yang telah menewaskan lebih dari 6000 jiwa manusia itu.
Barisan pejuang membela hak-hak bangsa Melayu Patani sebelum ini tidak pernah secara jelas menyatakan tuntutan mereka sejak pertandingan berkobar obor revolusi pada 2004, tapi mereka diperkirakan menginginkan swatantra lebih atau negara terpisah di wilayah bekas Kesultanan Melayu sehingga dirampas Thailand pada 1909.
Referensi sumber diulas dari links:-
...........................................................
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=151844921854854&set=a.151839271855419.1073741828.100010880403517&type=3&theater

KEINDAHAN PULAU (KO LOSIN) ADA BERKAITAN ATAU DENGAN KEKERASAN KONFLIK DI PATANI


Oleh; Muhammad Usman al-Fathoni
Sekarang ini, pulau (Ko Losin) adalah pulau yang tidak ada orang berkediaman, Ko Losin terletak di mukim Nam Bo, daerah Panarik, wilayah Pattani. Dari sini jauhnya dari pantai Wasukri di daerah Saiburi wilayah Pattani sekitar 72 kilometer, jauh dari timur pantai Narathiwat 106 kilometer, dan jauh dari tempat pelabuhan Songkhla sekitar 108 kilometer.
Sebelumnya, di sini pulau Ko Losin adalah sengketa tanah antara negeri Patani (sekarang pemerintah Thailand) dan Malaysia. Malaysia telah membuat klaim atas pulau (Ko Losin). Dengan itu, Malaysia dapat membagi batasan aliran benua tumpang tindih wilayah konsesi sumber gas alam membuat kerugian oleh pemerintah Thailand. Tetapi kemudian negosiasi untuk menemukan sebuah pulau berbatu di tengah laut itu adalah “Ko Losin”. Maka dapat membuat kesepakatan (Konvensi Jenewa) tentang Hukum Laut 1958 M, untuk Losin memiliki status sebagai pulau Thailand maka dapat mengumumkan hak bagian ekonomi dari spesifikasi yang bisa mengurangi garis air daerah pantai 200 mil laut juga meliputi sumber gas alam.
Setelah pada tahun 1978 M, Thailand dan Malaysia telah sepakat menjadi daerah yang tumpang tindih maritim tersebut adalah daerah pembangunan bersama (Joint Development Area) meliputi daerah sekitar 7,250 kilometer persegi, dengan mendirikan organisasi untuk manajemen bersama dan berbagi sama manfaatnya. Dan Pulau Ko Losin inilah membuat Thailand mendapat manfaat ekonomi besar dari sumber gas alam di dekat ke perbatasan dengan Malaysia; (informasi : Winij Rangpueng).
Ko Losin, pulau-pulaunya muncul dari air lebih kurang 100 meter persegi, sebagian besar adalah batu semuanya tidak ada pohon rumput, air dangkal di sekitar pulau, jika ingin ke pulau harus pergi (perjalanan) dengan perahu kecil, di atas pulau memiliki menara yang mengirim peringatan cahaya di atas, dan menara itu terletak di atas tonjolan batu kira-kira 10 meter, daerah di sekitar pulau juga memiliki sumber batu karang yang melimpah kaya makan daerah panjang satu kilometer, karena itulah pulau Ko Losin menjadi populer dengan penyelam dan pemancing ikan.
Selain itu, menara akan mencahayakan api sebagai simbol dan sebuah hal yang menonjol untuk perahu kelautan. Pulau ini juga sebagai salah satu sumber karang paling melimpah yang jauh di bawah perairan laut pirus ini, begitu diisi penuh dengan spesies keberagaman jenis ikan kecil besar.
Batu di bawah dari Losin adalah terumbu karang keras yang memiliki kesuburan panjang sebagai hamparan sejauh bagian mata, ada juga memiliki karang lunak dimasukkan bersama terumbu karang dan banyak karang meja lain lagi yang berjenis-jenis karang itu sendiri yang spesies ikan banyak seperti kamg alu raksasa kuning digunakan di rumah adalah seperti surga hewan laut, itu tidak masalah.
Booming suara dari melompat ke laut adalah awal dari sebuah cerita yang indah, ketika dua kaki perlahan-lahan berenang menyelam tubuh induk ke laut. Inilah karang bertabut kerumunan besar-besaran secara bertahap bergerak melalui mata keluarga mungkin tidak menemukan penutupan. Ikan kartun, bersembunyi colorful dengan bunga berbentuk bintang laut adalah sebuah gambaran diundang untuk menikmati di hampar semua fase berenang di bawah laut. Kegembiraan hidup di bawah air biru dengan gerakan tubuh bergoyang untuk berdesir mengalir sepanjang sungai bebas, maka tidak ada yang ajaib daripada melihat ikan kasar yang rakus bunga dan ikan kamg yang aliran jemaat berenang ke arah yang sama, beberapa banyak yang bergerak dalam garis lurus tetapi beberapanya berolok-olok kembali spin sebuah lingkaran berputar sebuah lingkaran mengundang penonton dalam keadaan tak sadarkan diri yang tidak kurang kesenangan. Tapi tidak ada tanda-tanda di dunia bawah laut untuk menciptakan kegembiraan bercampur suka cita lebih dari mengetuk tabung udara memancarkan ledakan mengguncang dari pemimpin kelompok menyelam dengan bahasa tubuh melambaikan menunjuk mulut ikan lebar, menandai terompet sangat aneh itu adalah “Hiu paus” merupakan ikan besar dari laut yang bergerak seperti bayangan gelap menjulang awan serupa yang secara bertahap berpindah ke mengaburkan matahari bersinar turun dari permukaan air, sungguh sangat indah bumi Patani satu-satunya di kepulauan ini.
Pulau Ko Losin bila dibandingkan dengan condominiums di tengah kota tidak lebih dari tiga kamar. Di masa lalu, sebelum peristiwa kekerasan di tiga wilayah selatan Patani masih damai tidak ada hal yang kebingungan, perahu layanan menyelam akan menjemput penyelam keluar dari pelabuhan di Pattani atau juga tempat pelabuhan di Narathiwat karena dari sana dibutuhkan waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di pulau Ko Losin, tetapi ketika terjadinya peristiwa kekerasan konflik, perahu wisata yang membawa pengunjung untuk pergi menyelam maka perlu mengubah transfer wisatawan baru adalah tempat pelabuhan di Songkhla, yang orang-orang akan melakukan perjalanan pergi menyelam di sini diharus membelikan tiket berupa regu (berkelompok atau dua orang ke atas) yang tidak ada walk-in jenis seperti membeli tiket pergi menyelam ke pulau-pulau yang lain untuk mengelilingi pulau di dekat pantai teluk Thai.
Selain itu, adalah di sini sebagaimana pernah tempat berlaku perahu transportasi (pengangkutan) uang 119,000,000 bath ke rupiah 44,931.916,770.96 dirampok pada tahun 2013 baru ini di Teluk Thailand sekitar daerah Teluk Songkhla-Pattani, dan itu menjadi sebuah msteri adalah perahu pengangkutan uang 119,000,000 bath untuk mengirim uang ke siapa pun tidak tahu di pulau limbah namanya “Losin” ini, dan kasus ini berakhir cara sederhana karena sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana dan pentingnya mungkin menjadi jawaban dari pertanyaan itu bahwa apa yang tersembunyi di balik hal terjadi kekerasan konflik di tiga wilayah selatan, sesungguhnya itu adalah apa yang sebenarnya…!


Referensi sumber diulas dari links:-
...........................................................



REALITA POLITIK DALAMAN SIAM/THAI (MEMPERTAHAN KUASA POLITIK PEMERINTAHAN DAN MENGUASAI PATANI)

AMPERA PATANI - Tidak keberatan kita mengatakan bahwa pemerintahan Thailand adalah berbentuk demokrasi tidak jelas. UUD tidak jelas sehingga perumusan rang UUD menjadi tidak jelas (ngawor) dan bentuk pemerintahan pada umumnya bersifat paksaan. Astana Raja Siam Thailand masih demokratisasi absolute.

Dikalangan politisi Thailand itu sendiri, terutama Pihak Partai Politik yang besar tetap dengan pendirian Partainya, sehingga UUD Thailand bubar lagi-bubar lagi. Kemudian memberi laluan Astana Raja berpolitik dan akan menjadi kesempatan bagi Junta-junta Thailand menangani pemerintahan.

Proses sentitipikasi jalan pemerintahan Thailand itu, dilihat terdapat dua motif politik bangsa Thailand yang tak mungkin bertolak ansur. Yaitu, partai berambisi untuk menjadi kuasa negara. Karenanya, setiap perdebatan politik parlemen akan berakhir dengan kejatuhan pemerintahan. Disambut Astana Raja, kemudian oleh tentara (junta).

Dari sebab pertama di atas, realitanya adalah ekoran daripada setiap pemerintahan tidak becus menangai jajahan wilayah-wilayah Patani. Sehingga setiap pemerintahan (penjajah Thailand) selalu timbul kekejaman TENTARA SIAM membantai bangsa Melayu yang terjajah. Pembantaian di TakBai oleh pemerintah Taksin, pembantaian di Masjid al Furqan oleh Chuanlipai dan Avisip dan pembantaian tentara di setiap pelusut kampung dalam wiliyah-wilayah Patani.

Jadi, setelah timbul hingar-bangar suara-suara “Hak Asasi Manusia” dalam kasus-kasus pembantaian Islam bangsa Melayu di Patani, secara umumnya penjajah Siam/Thai menjadi gelisah, terutama kebimbangan atas desakan luar yang melibatkan dasar imperialismanya di Patani.

Sebagai taktik mengalihkan pandangan konflik Patani, pihak Siam/Thai berupaya mencetus perbalah dan permusuhan sesama sendiri. Menegakan ketidak becusan pemerintah, dan dicarilah sebab-sebab di luar masalah sebenar (perebutan bajek penjajahan dan pembantaian) di Patani, menjadi politik partai.

Senin, 18 Januari 2016

ISU SELATAN THAI, MALAYSIA LAKSANA PERANAN BAIK

AMPERA PATANI - 17 Januari 2016. Tidak ada keperluan untuk Pertubuhan Kerajaan Islam (OIC) menjadi fasilitatur dalam rundingan damai selatan Thai, kerana peranan itu telah pun dimainkan dengan baik oleh Malaysia, menurut kumpulan MARA PATANI yang terlibat  dalam rundingan dengan kerajaan Thailand itu.
Jurucakap kumpulan MARA PATANI oleh Dr. Abu Hafiz Al-Hakim berkata, Malaysia memaikan peranan sebagai fasilitatur dlam rundingan damai dengn baik dan berkecuali.

"Malaysia melaksanakan peranan dengan baik, tidak boleh ada dua fasilitatur atau dua pangilan dalam satu pertandingan" katanya kepada bernama hari ini.

MARA PATANI merupakan organisasi yang menjadi payung kepada enam kumpulan pemisah di selatan Thai dan bertindak sebagai suara tunggal puak pemisah dalam rundingan dengan kerajaan Thailand.

Dr. Abu Hafiz Al-Hakim demikian sebagai mengulas kenyataan Setiausaha Agung OIC, Iyad Ameen Madani di Bangkok baru-baru ini tentang keinginan badan yang dianggotai oleh 57 Negara Islam itu untuk telibat sama dalam rundingan berkenaan.

Setiausaha Agung OIC itu mengadakan pertemuan dengan Pedana Menteri Thailand Jendral Prayuth Chan O Cha dan menteri Luarnya Don Pramudwinnai.

Beliau melawat Thailand yang merupakan negara pemerintahan dalam OIC selepas mengunjung Malaysia sebelum itu.

Dalam pertemuannya dengan midia di Bangkok, Iyad Madani menyatakan harapannya agar OIC dapat memainkan peranan sebagai fasilitatur dalam usaha membina keyakinan kedua-dua belah pihak  yang bertelagah di selatan Thai itu.

Dr. Abu Hafiz Al-Hakim yang turut telibat sama dalam rundingan damai mewakili Barisan Islam Pembebas Patani (BIPP) itu berkata, mereka juga tidak menyetuh peranan OIC dalam pertemuan mereka dengan Madani di Kuala Lumpur baru-baru ini.

Beliau juga menjelaskan Malaysia tidak mempunyai sebarang peranan dalam pertemuan antara MARA PATANI dengan Setiausaha Agung OIC di Kuala Lumpur baru-baru ini.

"Pertemuan itu diatur oleh individu-individu tertentu tanpa adasebarang peranan oleh pihak kerajaan Malaysia" katanya.

Dr. Abu Hafiz Al-Hakim juga berkata apa yang diperlukan adalah sokongan kuat daripada OIC terhadap rundingan damai terbabit yang masih lagi berada dalam peringkat awal.

Menurutnya, penglibatan pihak-pihak lain dalam rundingan damai termasuk OIC boleh dipertimbangkan hanya dengan persetujuan kerajaan Thailand terlebih dahulu, apabila rundingan mencapai tahap rasmi dan menyentuh isu-isu kratikal.

"Pada ketika ini, rundingan antara kedua-dua pihak masih berada di tahap tidak rasmi dan di peringkat berbincang tentang terma-terma rujukan rundingan. Kita masih tidak menyentuh tentang isu-isu yang kritikal" katanya.

Beliau berkata, pada ketika ini pihaknya masih menunggu reaksi balas kerajaan Thailand tentang itu terma-terma rujukan rundingan damai itu sebelum menyambung semula rundingan.

Dr. Abu Hafiz Al-Hakim menjangkakan kedua-dua belah pihak akan bertemu semula pada akhir Januari ini atau awal Febrruari untuk menyambung semula rundingan damai itu.

Referensi sumber diulas dari links :-
......................................
http://patanipost.net/2016/01/17/isu-selatan-thai-malaysia-laksana-peranan-baik/

JAWAPAN BERTULIS DARI POS

AMPERA PATANI - Merujuk kepada 8 soalan bertulis yang diajukan oleh Facebook adamjohn1984 kepada Facebook POS Patani pada 21 Desember 2015 yang lalu, beliau adalah seorang aktivis yang bergiat dalam penulisan artikel berbahasa Inggris menginginkan jawapan bertulis atau wawancara langsung, difahamkan untuk tujuan dijadikan bahan penulisan dan seminar dipentas antarabangsa. Dengan itu saya Syukri Bin Hasan ketua POS memilih menjawab secara bertulis bagi tujuan tersebut.
Berikut adalah 8 soalan bertulisnya.
1. Apakah POS dan misinya?
J. POS adalah ringkasan daripada Patani Overseas Society. Visinya ialah:
”Membina Dan Membimbing Masyarakat Melayu Patani Diluar Negeri Mencintai Bahasa Dan Budaya Bangsa Ibunda Sendiri”
Dan Misinya ialah:
”Pro Wawasan Rakyat Melayu Patani Terjajah Untuk Penentuan Nasib Sendiri (SELF DETERMINATION)”
2. Bilakah POS di tubuh dan apakah kejayaannya?
J. POS sebuah NGO warga Patani diluar negeri yang berdaftar di Sweden ia ditubuhkan Pada 25 Oktober 2008. Kejayaannya ialah dapat melistarikan aktiviti-aktiviti mingguan dan tahunan yang bersifat sosial pendidikan dan kebudayaan melayu Patani diluar negeri. Yang amat berkasan adalah disaat merintis kerjasama dengan warga Patani di Eropa membentuk POS, terutama yang bermustatin di Sweden dan di German lebih 40 tahun yang lalu (1970an). Kerjayaan dapat bekerjasama dengan NGO Perikatan Saudara Patani (PSP) didalam bidang kemasyarakatan dan sekolah Taman Didikan Kanak-kanak (Tadika) yang diasaskan oleh PSP di Stockholm (1994), sebgai tenaga pengajar (cekgu) mendidik anak-anak yang lahir disini membaca dan menulis bahasa ibunda melayu Patani termasuk membaca al-Quran dengan baik.
Yang membanggakan POS bersama PSP hingga sekarang kami dapat menjalankan aktiviti bersama sehingga anak-anak Patani generasi baru pandai bercakap bahasa melayu dan berpakaian busana kebuduyaan Melayu Patani baik lelaki dan perempuan di majlis hari-hari besar Islam dan nasional Patani, seperti dua hari raya, maulid nabi SAW, dan hari negara Islam Patani juga hari kebudayaan Patani tanpa malu dan segan. Semua kejayaan ini adalah hasil kerjasama ibu bapa dan semua warga Patani di Eropa.
3. Sebab apakah POS penting dan kepentingan itu untuk siapa?
J. POS penting ialah untuk menyatukan pola fikir dan jatidiri warga Patani berorintasikan nilai-nilai Islam secara berorganisasi, bersatu padu dan bahu-membahu menjayakan wawasan rakyat Patani diperantauan, agar semua aktiviti-aktiviti sosial budaya dapat diperaktekan secara berjemaah. Dan kepentingannya untuk rakyat Patani terjajah tanpa mengira latar belakang dan fahaman politik.
4. Apakah kesulitan terbesar bagi POS ?
J. Kesulitan terbesar bagi POS ialah untuk menegak hak asasi manusia (HAM) benar-benar dapat dilisterikan hak-hak tersebut didalam kehidupan setiap individu rakyat Patani didalam dan diluar negeri secara demokrasi dalam kerangka kebebasan yang setara tanpa paksaan dari pihak manapun, seperti dalam penyataan Diklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 1948.
5. Apakah harapan POS untuk menjayakan tahun 2016?
J. Harapan POS untuk menjayakan tahun 2016 ialah melipat-gandakan usaha dengan memperbagaikan aktiviti kerjasama yang bersifat ilmu dan kajian dengan gerakan-gerakan massa dalam dan luar negeri secara efektip untuk dikungsikan dalam rangka usaha mencari solusi menjayakan wawasan rakyat Patani.
6. Apakah POS akan melakukan pada masa 5 tahun?
J. POS akan melakukan dalam masa 5 tahun dan seterusnya kedepan ialah untuk memesyarakatkan isu penjajahan asing di Patani kepentas antarabangsa sebagai isu kemanusiaan yang harus didamaikan agar dunia ini tanpa penjajahan, tanpa penindasan, tanpa perbudakan dan tanpa peperangan.
7. Bagaimanakah boleh masyarakat, gerakan-gerakan di Patani dan di Thailand membantukan POS ?
J. Menurut POS masyarakat gerakan-gerakan (NGO) di Patani dan di Thailand boleh membantu gerakan rakyat Patani terjajah (dijajah oleh Thailand 1909) untuk menentukan nasib sendiri, bahkan hak tersebut adalah hak semua bangsa tidak boleh dipisahkan dengan mana-mana bangsa sekalipun dan oleh sesiapa pun. Sebab penjajahan bangsa atas bangsa itu bertentangan dengan hak perikeadilan dan perikemanusiaan.
8. Bagaimanakah boleh masyarakat antarabangsa dan gerakan-gerakan di seluruh dunia membantukan POS?.
J. POS tidak pernah surut mengharapkan bantuan masyarakat antarabangsa bahkan yakin terhadap bantuan gerakan-gerakan diseluruh dunia akan tiba bila-bila masa sahaja kepada gerakan rakyat Patani terjajah untuk penuntuan nasib sendiri, kerana bantuan tersebut telah menjadi peranan dan tanggungjawab mereka untuk membantu membebaskan bangsa-bangsa yang belum bernegara diseluruh dunia. Bergantung kepada sejauh-mana gerakan-gerakan Patani didalam dan diluar negeri bersatu menuntut hak penentuan nasib sendiri berterusan dengan apa cara sekalipun demi kepentingan wawasan Patani merdeka, dan sama-sama mengembelingkan tenaga menghormati perbezaan pendapat bersama menggalas wawasan rakyat Patani kepentas dunia,
POS percaya gerakan rakyat Patani untuk penentuan nasib sendiri akan mendapat bantuan dan sokongan masyarakat antarabangsa sebab resolusi Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) No, 1514 (XV) 14 Disember 1960, telah mengeluarkan di bawah Perisytiharan bertajuk Pemberian Kemerdekaan kepada Rakyat dan Negara Terjajah.
PBB mengisytiharkan bahawa:
1. Penindasan, penaklukan asing, dominasi dan eksploitasi merupakan penafian hak asasi manusia (HAM). Ia bertentangan dengan Piagam PBB dan merupakan penghalang terhadap keamanan dan kerjasama dunia.
2. Semua orang mempunyai hak untuk penentuan nasib sendiri; oleh sebab hak itu mereka bebas menentukan status politik mereka dan bebas mengejar pembangunan ekonomi, sosial dan budaya mereka.
3. Ketidakcukupan kesediaan politik, ekonomi, sosial atau pendidikan tidak seharusnya dijadikan sebagai alasan untuk melambatkan kemerdekaan.
4. Semua tindakan bersenjata atau langkah-langkah yang menindas terhadap orang yang ditakluk hendaklah dihentikan dalam usaha untuk membolehkan mereka melaksana dengan aman dan bebas hak mereka untuk mencapai kemerdekaan, dan integriti wilayah negara mereka hendaklah dihormati.
5. Langkah segera hendaklah diambil keatas semua wilayah lain yang belum mencapai kemerdekaan, untuk memindahkan semua kuasa kepada rakyat yang dijajah tanpa syarat.
6. Sebarang percubaan yang bertujuan menganggu gugat keutuhan negara dan sempadan adalah bertentangan dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB.
7. Semua Negara hendaklah mematuhi dengan penuh peruntukan Piagam PBB, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Deklarasi ini atas asas kesaksamaan, dan rasa hormat terhadap hak kedaulatan semua bangsa dan keutuhan wilayah mereka.
Terima Kasih.
Syukri Bin Hasan
Stockholm
7 Januari 2016

Referensi sumber diulas dari links:-
.........................................................
https://www.facebook.com/pos.patani/posts/479822628888453?fref=nf&pnref=story

Minggu, 17 Januari 2016

NILAI AUTONOMI PADA NEGERI-NEGERI UTARA SEMENANJUNG YAITU :- PATANI, YALA, NARATHIWAT DAN SONGKLA BUMI MELAYU DAN TANAH-TANAH MELAYU ISLAM PASCA KESULTANAN MALACCA YANG TELAH DISERAH BRITISH KEPADA THAI TAHUN (1909).

AMPERA PATANI - Kita pasti belum lupa kepada tragedi Masjid Kerisik, Pattani, di selatan Thailand. Lebih enam tahun lalu, atau lebih tepat lagi pada pagi 28 April 2004 berlaku peristiwa pembunuhan kejam beramai-ramai di masjid tinggalan kerajaan Melayu Patani di zaman kegemilangannya dulu itu, oleh tentera Thai. Seramai 34 orang anak muda yang berumur dari 16 hingga 34 tahun telah terbunuh/dibunuh tanpa senjata oleh tentera Thai dengan perintah daripada Jeneral Panlop Pinmanee.
Walaupun Jeneral Chaovalit memerintahkan supaya tentera hanya mengepung dan berunding dengan pemuda-pemuda tersebut, tetapi mereka engkar dan dengan kejam sekali membunuh anak-anak muda itu menggunakan berbagai jenis senjata termasuk senjata berat dan helikopter. Dikatakan juga ada mangsa yang hilang atau dilayan dengan kejam dalam tragedi itu.
Tragedi Masjid Kerisik dianggap kemuncak kepada pemberontakan masyarakat Islam terhadap pemerintahan kerajaan Buddha Thai. Ia juga menandakan bersemarak semula kebangkitan perjuangan pembebasan rakyat Islam selatan Thai yang telah berjuang bagi mendapatkan kemerdekaan sejak puluhan tahun lalu. Sehingga kini, dianggarkan sudah lebih 4,000 nyawa terkorban dalam perjuangan itu.
Justeru, apakah solusi yang perlu dilakukan untuk menghapuskan pertumpahan darah dan ketegangan ini? Adakah melalui undang-undang baru yang akan didiluluskan oleh parlimen Thailand tidak lama lagi? Atau melalui kuasa autonomi yang diimpikan oleh penduduk wilayah berkenaan?
Kerajaan Thai memilih undang-undang baru kerana menurut Perdana Menteri, Abhisit Vejjajiva baru-baru ini, melalui undang-undang baru tersebut, kerajaan akan mendapat input terus daripada penduduk tempatan wilayah Selatan itu. Untuk itu, kerajaan Thai telah mengadakan perbincangan dan dialog dengan masyarakat tempatan serta pemimpin di wilayah berkenaan mengenai apa yang mereka inginkan. Melalui input itu, program pembangunan ekonomi, keharmonian sosial dan kestabilan politik dapat dilakukan.
Persoalannya, adakah kerajaan Thai jujur? Atau adakah undang-undang baru itu nanti hanya bertujuan untuk terus menekan, memaksa, menindas dan mengasari masyarakat Islam di Pattani, Narathiwat dan Yala? Tindakan kerajaan Thai ini boleh dianggap agak aneh dan merisaukan kerana sudah diketahui umum, apa yang diimpikan oleh masyarakat Islam selatan Thai ialah kuasa autonomi. Mereka tidak mahu lain, kecuali autonomi.
Perjuangan untuk mendapatkan kuasa autonomi, bagi membolehkan masyarakat Islam ini dapat mengamalkan ajaran Islam tanpa rasa bimbang, mengembangkan ekonomi, politik dan sosial mengikut acuan Melayu Islam, sudah berlarutan sejak runtuhnyna kesultanan Melayu Pattani pada 1909. Mustahil kerajaan Thai tidak mendapat input ini semasa menemubual pemimpin-pemimpin agama, politik dan sosial masyarakat Islam Selatan Thai itu.
Kita mengharapkan keamanan di wilayah berkenaan dan kita juga mengharapkan agar kerajaan Thai benar-benar jujur dalam tindakannya.
Sebenarnya, masyarakat Islam selatan Thai sudah cukup menderita.
Peminggiran dan penindasan terhadap masyarakat Melayu Islam di Selatan Thai telah mewujudkan perjuangan gerila. Dari sini, lahir pula kumpulan-kumpulan pembebasan seperti Barisan Revolusi Nasional (BRN) di Pattani dan Pertubuhan Pembebasan Pattani Bersatu (PULO).
Tetapi perjuangan mereka untuk mengembalikan semula maruah bangsa Melayu dan Islam, telah dibalas oleh kerajaan Thai dengan tindakan yang lebih ganas dan menindas. Akhirnya, semua ini menjadi dendam antara kedua-dua pihak, lalu berpanjanganlah siri pembunuhan, pemberontakan dan penzaliman antara kedua-dua pihak, serta masyarakat Buddha sekitar yang dilihat mengambil peluang ini untuk menyerang masyarakat Islam.
Kini, jika anda ke selatan Thai, anda akan dapat melihat betapa tertekannya masyarakat Melayu di sana.
Sebagai contoh, bagi mengekang kebangkitan masyarakat Islam, kerajaan Thai menghantar 60,000 tentera ke sana. Tujuannya untuk memastikan keamanan. Tetapi, tindakan ini hanya menyebabkan masyarakat Islam di selatan Thai itu bertambah marah kerana kebebasan serta privasi mereka diganggu. Mereka berasa tidak bebas, diperhatikan dan dicurigai. Malah dalam banyak kes telah berlaku pembunuhan, provokasi dan serangan kejam, sebahagiannya didakwa didalangi oleh anggota keselamatan tersebut.
Kes-kes penculikan, penahanan tanpa sebab dan `gunting dalam lipatan’ juga dikaitkan dengan kehadiran pasukan keselamatan Thai ini.
Tanyalah kepada penduduk-penduduk di wilayah tersebut, mereka akan memberitahu, apabila anggota-anggota keselamatan ini berada di segenap ceruk, membuat sekatan di merata-rata tempat kononnya bagi tujuan mencegah pengganas Islam, ia hanya membuatkan masyarakat takut untuk menjalankan aktyiviti sosial. Akibatnya, kegiatan ekonomi terbantut. Pelancong-pelancong dari luar, khususnya dari Malaysia berasa takut untuk ke wilayah berkenaan. Kesan daripada itu, ramai peniaga Melayu Islam di wilayah tersebut yang mengalami kerugian.
Kehadiran ramainya anggota keselamatan itu juga menyebabkan masyarakat Islam di sana bimbang untuk mengadakan aktiviti-aktiviti keagamaan, misalnya tahlil, pada waktu malam. Mereka bimbang akan menjadi mangsa penculikan, serangan dan pembunuhan yang didakwa turut dilakukan juga oleh segelintir anggota keselamatan tersebut.
Akibatnya, masjid-masjid menjadi lengang. Ia hanya dikunjungi pada untuk solat berjemaah sahaja. Selepas berjemaah, masjid dikunci. Solat Isyak dan Subuh, sekali lagi masjid lengang kerana pada waktu itulah sering kali berlaku serangan dan pembunuhan.
Mereka juga kesal kerana institusi pendidikan agama juga tidak diberikan perhatian langsung oleh kerajaan Thai. Tiada bantuan untuk pembangunan infrastruktur diberikan. Dana bagi membiayai guru-guru yang berkhidmat di sekolah-sekolah agama juga tiada.
Apa yang berlaku selama ini ialah penduduk berusaha sendiri mencari sumber pendapatan untuk membina sekolah, membayar gaji guru dan membiayai segala keperluan mereka. Sudahlah begitu, sukatan pelajaran yang digunakan tidak diiktiraf oleh kerajaan Thai.
Penguatkuasaan bahasa rasmi dan penolakan selain bahasa dalam semua sektor telah mendatangkan masalah kepada masyarakat Melayu di selatan Thai ini. Ia menyebabkan bahasa, budaya dan identiti Melayu terhakis.
Selain itu, masyarakat tersebut juga melihat wujudnya gerakan `peghapusan etnik’ atau `penghalauan etnik’ yang dilakukan secara senyap-senyap dan terancang. Contoh mudah, melalui tekanan, serangan, provokasi dan pembunuhan-pembunuhan itu, ramai masyarakat Islam di Selatan Thai yang terpaksa lari dan berhijrah ke Malaysia. Paling ramai adalah generasi muda.
Selain itu, institusi-institusi agama lain, khususnya Buddha juga dipergiatkan di wilayah berkenaan, hingga menimbulkan rasa marah dan kurang selesa masyarakat Islam. Contoh paling ketara ialah bagaimana sebuah kuil Buddha dibangunkan berhampiran Masjid Kerisik tadi.
Semua ini dilihat sebagai usaha untuk mengikis identiti bangsa dan budaya masyarakat Melayu Islam di selatan Thai dan seterusnya menghalau mereka keluar dari wilayah itu.
Tindakan kerajaan Thai itu juga didakwa menyebabkan kemiskinan semakin berleluasa dan berpanjangan di wilayah berkenaan. Laporan badan-badan antarabangsa seperti Kumpulan Krisis Antarabangsa (IGC) sendiri menunjukkan wilayah tersebut serta masyarakat Melayunya adalah yang paling ramai berada di bawah paras kemiskinan berbanding penduduk di 71 wilayah lain.
Justeru itulah, apabila Abhisit memberitahu kerajaannya akan meluluskan undang-undang baru bagi mewujudkan keamanan di Selatan Thai, semua pihak berharap ianya dibuat dengan hati yang jujur. Maksudnya, ia dibuat bukan untuk meningkatkan kembali popularitinya yang kian merudum kerana teruk dimalukan oleh penyokong Baju Merah Pro-Thaksin Shinawatra, bekas Perdana Menteri Thai.
Semua pihak juga berharap, ia bukan lakonan palsu seperti yang pernah dilakukan oleh Thaksin dulu. Tentu ramai yang masih ingat, apabila sampai musim pilihanraya, Thaksin akan berkunjung ke wilayah itu dengan muka manis, berjanji yang indah-indah dan esoknya, media Thai menyiarkan gambarnya sedang disambut dengan wajah cerita pendudu Melayu Islam selatan Thai.
Tetapi apa yang berlaku selepas itu – selepas Thaksin memenangi pilihanraya? Penindasan, keganasan dan pembunuhan terhadap masyarakat Islam Selatan Thai terus berlaku tanpa hentinya, termasuk oleh pemerintah-pemerintah selepas Thaksin. Pembunuhan di Masjid Kerisik adalah contoh paling klasik.
Oleh kerana itulah, masyarakat Islam di Selatan Thai sukar untuk mempercayai lagi janji-janji manis kerajaan mereka. Apa yang mereka hanyalah satu, iaitu kuasa autonomi. Undang-undang baru yang diumumkan oleh Abhisit serta program-perogram pembangunan ekonomi yang telah dilakukannya seperti penubuhan Jawatankuasa Pembangunan Zon Khas Lima Sempadan Wilayah Selatan, Pelan Pembanguan Empat Tahun (2009-2012) untuk lima wilayah di selatan dengan peruntukan 68.7 bilion baht (RM200 juta) bagi membantu dan meningkatkan sektor pelancongan, perikanan, hasil getah, pengeluaran minyak sawit dan industri makanan halal – bagi mereka belum mencukupi, dan tidak memenuhi impian.
Sebenarya, konflik Selatan Thai masih jauh daripada titik penamatnya. Justeru tidak kiralah apa sahaja cadangan solusinya, sama ada kuasa autonomi atau undang-undang baru, kita sama-samalah berdoa agar kedua-dua pihak mengambilnya dengan positif dan masyarakat Melayu Islam di sana dapat mengecapi keamanan serta kemakmuran.
Dalam masa yang sama, kita di Malaysia ini ambillah pengajaran daripada apa yang berlaku kepada saudara-mara kita di selatan Thai itu. Begitulah natijahnya apabila kita kehilangan kuasa dan menjadi minoriti. Bangsa dan agama menjadi galang gantinya.
Tidak gentarkah kita dengan serangan-serangan yang dilakukan dewasa ini oleh sesetengah pihak terhadap kedudukan istimewa bangsa Melayu dan agama Islam

Referensi sumber diulas dari links:-
.........................................................
https://www.facebook.com/ciw13/posts/935662246484352?comment_id=1047847095265866&notif_t=comment_mention