This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 13 Mei 2017

Letupan Bom di Pusat Beli Belah Big-C

PATANI – Dua serangan letupan bom di pusat beli belah Big-C, menyebabkan 60 orang masyarakat awam cedera dan 4 orang cedera parah, letupan bom ini terjadi di kawasan pusat beli belah Big-C Daerah Merang Wilayah Patani, pada (09/05).

Meskipun letupan bom ini tidak meragub nyawa, daya letupan bom ini sangat kuat dan menyebabkan beberapa hartaa benda awam musnah.

Kementerian Pertahanan Thailand berbicara terkait serangan letupan bom di Pusat beli belah Big-C, “Itu pelanggaran serius terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), Pemerintah mengecam keras peristiwa tersebut,” ujar Kongcheep Tantrawanit

Para tentera hitam Thailand dan sebahagian dari masyarakat awam gelar aksi dengan memegang sepanduk yang bertulis “Kami Orang Patani Menolak Segala Kekerasan dan Kami Minta Keamanan Ada di Setiap Tempat", aksi ini diadakan di hadapan pusat beli belah Big-C Daerah Merang Wilayah Patani, pada (11/05).

“Aksi ini diadakan setelah terjadinya letupan bom di pusat beli belah Big-C Daerah Merang Wilayah Patani, menyebabkan 60 orang masyarakat awam cedera, pada (09/05)” ujar masyarakat awam dalam aksinya

Masyarakat Islam megadakan solat hajat untuk meminta kesalamatan di Patani (Thailand Selatan), Suasana solat hajat ini terdapat seorang kanak-kanak yang bernama Muhammad Somit usia 8 tahun yang mengikuti ayahnya untuk menunai solat hajat, solat hajat ini diadakan di kawasan pakiran pusat beli belah Big-C Daerah Merang Wilayah Patani, pada (12/05).

Abu Muhammad Faton selaku pengurus pusat “Alliance Patani Press Independent (APPI)” membicarakan Pemerintah harus segera penyelidikan secara tuntas jangan sampai terulang menangkap orang yang tidak bersalah. kutipan dari web Turanisia.Com

Konflik antar etnisitas yang berbeda Melayu-Thailand telah memakan korban 6.500 orang sejak tahun 2004. Sejak itu pemerintah berupaya menyelesaikan konflik di wilayah selatan namun keseriusan pemerintah belum berhasil malah semakin bertambah persoalan-persoalan yang baru.

Editor : Media Informasi News (MIN).

Lembaga Bahasa dan Budaya Melayu-Patani Gelar Diskusi Memperingati Peristiwa Tragedi Masjid Kerisik

MALANG - Pada 01 Mei 2017, Lembaga Bahasa dan Budaya melayu-Patani (BBM) mengadakan forum diskusi untuk peringatan peristiwa tragedi berdarah dalam Masjid Kresek, pada 28 April 2004.

Di mana tragedi ini terjadinya pembantaian atas umat Melayu Muslim Patani. Maka dapat dibayangkan situasi pada masa itu, rakyat yang tidak berdosa dibunuh sebegitu rupa yang cukup menggambarkan kekejaman tindakan militer dan kerajaan Thailand pada masa itu sehingga mengorbankan sejumlah 108 warga sipil, termasuk anak muda dan orang tua yang tidak berdosa.

Perserta dalam forum diskusi kali ini adalah mahasiswa patani yang berkuliah dari berbagai kampus di kota malang, dan juga mahasiswa Indonesia yang ikut perhatian terhadap nasib Melayu Patani.

Dalam mengorganisasikan diskusi mengenai topik “Masjid Kersek” peran para Mahasiswa Melayu Patani Darussalam dalam menyingkapi sejarah yang terbingkai dengan prahara mejadi hal yang penting. Pokok kualitasi perbincangan akan memungkinkan untuk mensintesiskan dan menyelidiki secara mendalam peristiwa-peristiwa berdarah yang dialami oleh masyarakat Melayu Patani Darussalam. Ketika bertanya dalam diri sendiri fungsi sebagai Mahasiswa niscaya diskusi yang dikembangkan adalah hal-hal kontroversial dan penting seperti persoalan HAM yang terjadi di Negeri Melayu Patani Darussalam. Ujar Nasrullah Lamadi; Seorang Mahasiswa Indonesia

Sejalan dengan pendapat Paulo Freire bahwa apa gunanya memiliki sekian ratus ribu Mahasiswa yang cerdas, tetapi masyarakat dibiarkan bodoh. Jadi Mahasiswa Patani harus berfungsi dan berbakti kepada masyarakat; Ujar Beliu dengan tegas.

Disaat forum diskusi berjalan dengan angin kesedihan yang menyapa jiwa peserta dalam forum, seorang Mahasiswa Patani berpendapat bahwa “kita harus lawan; lawan dalam artinya dengan pendidikan karena pendidikan yang dapat merubah nasib Bangsa. Budaya wajib kita membela serta melestarikan, karena Budaya menunjukan bahwa kita punya Bangsa“ Ujar Ibrahim Bin Haji Muhammad.

Sejalan dengan Visi-BBM adalah Membina insan yang berkualitas, Cinta Tanah Air serta Melestarikan Bahasa dan Budaya Melayu Patani. Mahasiswa yang berkualitas adalah mahasiswa yang dapat memberi manafaat kepada Masyarakat, Rasa cinta tanah air harus tertanam dalam jiwa, dan Bahasa jiuga Budaya wajib kita menjunjung bersama. Ujar Ruslan Bin Harun (Penasehat BBM-Patani)

Semoga Forum diskusi kali ini dapat memberi manafaat bagi mahasiswa Patani dan meningkatkan kualitas mahasiswa, kami doakan semoga patani dapat merasakan nikmatnya aman damai bukan hanya penderitaan yang selalu kami rasakan, berharap tidak ada lagi peristiwa yang seperti di Masjid kresek dan lainnya.

Sumber dan Foto : BBM-Patani, Malanag.
Editor : Media Informasi News (MIN).

Selasa, 02 Mei 2017

Muslim Patani pada Bangsa Indonesia : Kapan Kami Bisa Nikmati Kemerdekaan ?

Jakarta – Sebuah laman facebook yang dikelola Muslim Patani pada Rabu, (17/08) turut mengucapkan selamat atas kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan kolonial Belanda dan Jepang.
Namun, hal itu menjadi ironi tatkala kita dapati Muslim Melayu Patani masih berada di bawah cengkeraman kekuasaan bangsa Siam. Muslim Patani yang mayoritas berasal dari warga Melayu Muslim kerap mendapat tekanan dari pemerintah Thailand.
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan Perikemanusiaan dan Perikeadilan. Kami Bangsa Melayu Patoni mengucakan selamat hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia,” tulis laman Media Informasi News yang kerap menyiarkan berita dari Muslim Patani.
“Kami Bangsa Melayu Patani hanya bisa merasakan nikmat kemerdekaan negara-negara jiran yang berdekatan, kapankah kami Bangsa Melayu Patani bisa merasakan nikmat kemerdekaan Negara Patani,” tambahnya.
Media tersebut menambahkan, “Abang sulong ku INDONESIA sudah Merdeka. Abang menengah ku MALAYSIA sudah Merdeka. Adek bungsu mu PATANI yang belum mendapat nikmat Kemerdekaan seperti Abang berdua.”
Dalam catatan perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia, tokoh Muslim Patani Tengku Muhyiddin pernah mendatangi Soekarno saat ia memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Tengku Muhyiddin datang ke Jakarta dan meminta agar Soekarno memasukkan Patani sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Kendati terpisah oleh Malaysia, Muslim Patani lebih rela menjadi bagian dari bangsa Indonesia ketimbang hidup di bawah penjajahan bangsa Siam.
Sayangnya, Soekarno menolak permintaan Tengku Muhyiddin. Proklamator RI itu beralasan Muslim Patani berada di bawah jajahan Thailand bukan jajahan Belanda.


Senin, 24 April 2017

13 Tahun Krisis Konflik di Patani, GEMPITA Ajak Masyarakat Indonesia Peduli Patani

Jakarta – Gerakan Mahasiswa Indonesia Peduli Patani (GEMPITA) pada Rabu (04/01), memperingati 13 tahun krisis Patani (Thailand Selatan). Secara menyeluruh, wilayah Patani terdiri dari Provinsi Patani, Provinsi Yala, Provinsi Narathiwat, Provinsi Setul dan Provinsi sebagian dari Songkla.
Krisis Patani (Thailand Selatan) adalah konflik sengit yang terjadi di provinsi Thailand Selatan. Konflik menjadi semakin kompleks dan semakin sengit setelah peristiwa pada 1 Januari 2004, yaitu peristiwa perampasan senjata api di dalam kamp tentara Thailand di kawasan Pileng Daerah Cha Airon Wilayah Narathiwat. Hal itu kemudian diikuti dengan insiden-insiden berikut ini:
Pada 1 Januari 2004 – 2017, genap 13 tahun konflik di Provinsi Thailand Selatan. Selama 13 tahun konflik terjadi di Provinsi Thailand Selatan. Pun demikian, dunia internasional belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya terhadap masyarakat Patani (Thailand Selatan).
Pada 28 April 2004 – 2017, genap 13 tahun peristiwa pembunuhan yang terjadi di dalam sebuah masjid Krisik Daerah Merang Wilayah Patani. Peristiwa ini adalah kenangan pahit yang tidak akan hilang di hati masyarakat Patani (Thailand Selatan).
Pada 25 Oktober 2004 – 2017, genap 13 tahun peristiwa pembantaian demonstrasi damai oleh masyarakat Patani (Thailand Selatan). Demonstrasi damai ini dibalas dengan tindakan tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan, serta melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) oleh pemerintah Thailand.
Genap 13 tahun konflik di Provinsi Thailand Selatan, khususnya peristiwa pembantaian di Masjid Krisik dan Demontrasi Takbai mereka kehilangan saudara-saudara hanya sekejap mata, dan ada juga yang mengalami cacat seumur hidup. Menurut masyarakat setempat, pelaku pembunuhan tersebut tidak juga ditangkap oleh pemerintah hingga saat ini.
“Kami berharap kepada dunia internasional, khususnya Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam supaya peduli terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tidak Perikemanusiaan dan Perikeadilan terhadap saudara kita Muslim Patani (Thailand Selatan),” ujar Aiman bin Ahmad selaku Koordinator aliansi GEMPITA.

Oleh : Aliansi GEMPITA

GEMPITA Kembali Aksi Terkait Kondisi dan Situasi Patani (Thailand Selatan)

JAKARTA – Pada 23 April 2017, Gerakan Mahasiswa Indonesia Peduli Patani (GEMPITA) gelar aksi mendesak pemerintah Thailand agar menghenti tindakan diskriminasi terhadap masyarakat Patani di Thailand bagian selatan. Aksi kali ini diadakan di Car Free Day, bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Indonesia.
Aksi ini terkait peristiwa penembakan ke atas dua pemuda Patani, salah seorang yang baru lulusan sarjana Perguruan Tinggi dari Indonesia, yaitu Ismail Hama, penembakan ini terjadi di Daerah Resak Provensi Narathiwat pada Rabu (29/03).
Sehubungan dengan ini, GEMPITA membicarakan konflik yang terbaru di Patani, terjadinya 40 serangan penembakan dan ledakan bom di Patani yang mencakupi wilayah-wilayah bagian selatan, Jum’at (07/04).
Dan dimana peristiwa baru-baru ini (19/04), adalah 14 serangan penembakan dan ledakan bom di ketiga wilayah, yaitu provinsi Pattani, Naratiwat dan Songkhla.
Aksi mahasiswa GEMPITA kali ini, Aiman Bin Ahmad, koordintor GEMPITA Jakarta berharap kepada media-media internasional serta mengajak untuk bersama-sama menyebarkan isu-isu diskriminasi yang tidak Perikemanusiaan, Perikeadilan dan melanggar Hak Asasi Mansuia (HAM) warga di Patani."
Terkait persoalan media, tandasnya bahwa mengapakah informasi kondisi Patani tidak tersebar luas di Indonesia, padahal Indonesia adalah tetangga dekat dan tidak jauh dari kami”, tambahnya.