Minggu, 27 Desember 2015

WAWANCARA MEDIA SELATAN: MASYARAKAT HARUS MEMILIKI SUARA DALAM PROSES PERDAMAIAN PATANI

Setelah diperintahkan untuk harus menutupi bersama dengan stasiun radio komunitas di seluruh negara, sejak awal kudeta di bulan Mei 2014. Media Selatan adalah media lokal yang dimiliki oleh orang Melayu di tiga wilayah selatan, Patani. Bersedia akan kembali lagi di awal tahun depan (tahun 2016). Direktur Media Selatan mengungkapkan bahwa “Menutup media adalah sama dengan menutup ide orang dalam masyarakat untuk menyebarkan komunikasi dalam proses perdamaian”.
Selama lebih dari empat bulan lalu, perundingan damai antara Pemerintah Thailand dengan Gerakan Pembebasan Patani (Patani Merdeka) tanpa ada kemajuan, sementara warga masyarakat di Patani sendiri tidak teringat akan ada perundingan yang sudah beberapa kali lalu. Dialog berjalan dengan cara tertutup dan hal itu tidak juga dengan cara resmi. Mulai terlihat sempit (berhenti) ketika pihak pergerakan pembebasan Patani mulai menawarkan tiga usulan kepada pemerintah junta militer Thailand.
Di bawah pemerintahan junta militer, perundingan dengan Gerakan Pembebasan Patani disebutkan dengan nama istilah “Dialog kedua” adalah perundingan yang dimunculkan oleh pemerintah Thailand dengan organisasi payung oleh beberapa gerakan dan diberikan nama “MARA Patani” yang terdiri dari berbagai organisasi. Sebelumnya, pembicaraan damai telah dimunculkan oleh pemerintah Yinglick Shinawatra di tahun 2013 dengan Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani (BRN) yang dipimpin oleh Hassan Toyyib, perundingan ini disebut dengan nama istilah “Dialog pertama”, namun pembicaraan ini berakhir gelisah. BRN adalah gerakan yang memiliki kekuatan militer paling besar di sebagian wilayah selatan, setelah menawarkan lima hal (poin) yang sulit untuk memenuhi dan pemerintah Yingluck juga sedang dalam waktu menghadapi ancaman politik internal dari para demonstran oleh Komisi Rakyat untuk Reformasi Demokratis (People's Democratic Reform Committee) PDRC dan akhirnya kudeta.
Tiga tuntutan dari MARA Patani dalam dialog kedua;
1- Menerima “MARA Patani” sebagai negosiasi secara resmi
2- Parlemen Thailand harus menyetujui pembicaraan damai adalah agenda nasional untuk pemerintah selanjutnya
3- Pengecualian dari kewajiban agen MARA untuk dapat memasuki negara dan mendengar pandangan dari warga masyarakat (rakyat Patani).
MARA terdiri dari (BRN) Barisan Revolusi Nasional, (PULO) Patani United Liberation Organization, (BIPP) Barisan Islam Pembebasan Patani, (BNPP) Barisan Nasional Pembebasan Patani, dan (GMIP) Gerakan Mujahidin Islam Patani. Agen BRN menolak untuk menjawab pertanyaan dari MARA bahwa mengikut untuk bergabung dengan MARA, BRN telah dapat konsensus atau tidak?
Tiga tuntutan dari BRN dalam dialog pertama;
1- Harus untuk menjadikan Malaysia sebagai mediator dalam negosiasi bukan sebagai fasilitator
2- Mengakui bahwa adalah perundingan antara orang-orang Melayu Patani yang dipimpin oleh BRN berunding dengan pemerintah negara Thailand
3- Selama dalam perundingan harus ada pengamatan dari ASEAN, OIC, dan NGO
4- Thailand harus membebaskan tahanan dan membatalkan surat perintah penangkapan semua kondisi apapun
5- Thailand harus setuju bahwa BRN adalah sebuah organisasi untuk pembebasan Patani bukan kelompok separatis (pemisah).
Prachathai (beritawan) bicara dengan Waehamad Waekecik Direktur Media Selatan. Media lokal yang memiliki pengaruh rakyat di tiga wilayah selatan yang telah mengikuti situasi politik dan masalah kerusuhan di sepanjang lama ini. Sejak ketika berdirinya (Media Selatan) tahun 2008, telah memiliki peranan tinggi dalam berkomunikasi memahami dengan penduduk setempat ketika dialog pertama. Waehamad berbicara mengenai peranan oleh media lokal sebagai utusan komunikasi dengan warga masyarakat mengenai masalah di kedua belah pihak yang sedang konflik. Hal ini memicu untuk lebih mereka berbicara memenuhi kebutuhan oleh warga masyaraka itu sendiri, tetapi Media Selatan maupun stasiun radio lainnya di tiga wilayah diharuskan tutup sejak pemerintah kudeta dan seterusnya. Waehamad mengatakan bahwa “menutup media akan membuah hasilnya sangat buruk untuk reaksi dari keinginan warga dalam dialog kedua.
Namun itu, Media Selatan akan berfokus programnya pada telepon umum untuk berkomentar yang akan datang kembali untuk menyiarkan lagi pada bulan januari tahun depan (tahun 2016).

Referensi sumber diulas dari links:-
...........................................................

0 komentar:

Posting Komentar