23 October 2015
Sejumlah petugas dari Kantor Imigrasi Klas II Blitar, Rabu menggelar razia dokumen keimigrasian 114 mahasiswa asing asal Thailand selatan yang melanjutkan program belajar di IAIN Tulungagung.
Antara di Tulungagung melaporkan, operasi yang digelar mendadak itu dipimpin langsung oleh Kasi Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Kantor Imigrasi Klas II Blitar, Muhammad Sungeb dengan menyasar gedung rektorat IAIN.
Razia diawali dengan memeriksa seluruh kelengkapan dokumen paspor maupun izin tinggal terbatas (ITAS) milik para mahasiswa asing yang kuliah di IAIN.
Setelah dirasa cukup, petugas imigrasi melanjutkan dengan melakukan sosialisasi dan tatap muka langsung dengan sebagian mahasiswa asing yang sedang tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam gedung kampus.
"Sementara ini tidak ada satupun dokumen keimigrasian yang bermasalah. Semua mahasiswa asing asal Thailand yang berjumlah 114 orang ini semua memiliki paspor maupun ITAS," terang Kepala Kantor Imigrasi Klas II Blitar Tato Juliadin Hidayawan.
Ia menjelaskan, razia terhadap keberadaan WNA saat ini menjadi fokus atensi seluruh kantor Imigrasi di Indonesia.
Tujuannya, antara lain mencegah penyelundupan orang asing, serta mengantisipasi penyalahgunaan izin kunjungan ataupun izin tinggal di wilayah Indonesia.
Menindaklanjuti instruksi Kantor Imigrasi pusat tersebut, lanjut Tato, pihaknya tidak hanya fokus mengawasi orang asing yang bekerja ataupun mengambil program studi (belajar) di berbagai lembaga pendidikan/kampus di Tulungagung dan Blitar, tetapi memeriksa kelengkapan dokumen keimigrasian WNA yang menikah dengan warga Indonesia dan tinggal di tanah air dalam waktu cukup lama.
"Di Tulungagung ini kami ada tiga WNA yang teridentifikasi melakukan pernikahan campuran. Satu WNA asal Myanmar dan dua lainnya berkebangsaan China," ungkap Kasi Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Kantor Imigrasi Klas II Blitar, Muhammad Sungeb.
Dikonfirmasi terpisah, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin memastikan seluruh mahasiswa asing di lembaga kampusnya telah mengurus dokumen keimigrasian.
Ia bahkan menegaskan bahwa secara kelembagaan telah menjalin kerjasama dengan pihak kedutaan besar Thailand untuk memastikan berkas persyaratan untuk melanjutkan studi di Indonesia maupun dokumen keimigrasian bisa dilengkapi.
"Kami juga aktif memfasilitasi mahasiswa untuk mengurus ITAS (izin tinggal terbatas). ITAS merupakan kartu keimigrasian yang diperuntukkan bagi WNA yang ingin belajar, melanjutkan studi, atau mengikuti program pertukaran pelajar/mahasiswa di Indonesia," terangnya.
Terkait pengawasan mahasiswa asing di kampusnya, Maftukhin memastikan rektorat proaktif melakukan pengawasan sekaligus pembinaan.
"Kami telah menyediakan sarana pemondokan bagi mahasiswa asing. Selain aktif berkoordinasi dengan pengasuh pondok, aktivitas mahasiswa di dalam kampus menjadi media rektorat dalam mengawasi setiap perkembangan mereka," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar