AMPERA PATANI - Perang rakyat di Patani dalam sejarah adalah perjalanan hidup manusia ada semenjak masa dahulu dan masa era kekinian, perkembangan demi perkembangan sesuai dengan corak bumi dan tinkahlaku manusia didalam masanya masing-masing dalam menentu cara berperang, seiring dengan perkembang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh para ilmuan, baik yang ada di Barat dan Timur, semua adalah untuk memajukan bangsa diri sendiri, dalam rangka bersaingan dan pertahanan sebuah wilayah yang mareka sedang huni didalamnya.
Sedih dan luka yang membawa pilu menghiris hati anak bangsa dan umat manusia bila peperangan terjadi dan kedamaian adalah harapan satu-satunya untuk membawa ketenangan didalam kehidupan, jiwa kecil dalam diri anak manusia tidak ada keinginan untuk berperang, akan tetapi jalan buntu dalam penyelesaian masalah, maka perang yang menjadi pilihan anak manusia dimuka bumi ini, dari zaman batu sampai pada zaman modern sekarang.
Di tanah Meleyu Patani sendiri pun sudah memasuki era baru, kadang kala orang megambarkan perang itu hanya angkatan perang yang berperang atau dengan kata mudah bertempur disebuah lapang terbuka yang jauh dari mata manusia ramai, tetapi perang sekarang bukan lagi peperangan antara dua belah pihak pasukan bersenjata yang saling beradu kekuatan persenjataan dan jumlah orangnya, sebab perang sekarang itu meliputi keseluruhan hidup manusia yang ada diwilayah itu, baik masalah budaya, bahasa, agama, adat, ideologi, ekonomi dan sebagainya, entah orang diwilayah itu mau berdiam diri atau bergerak, maka ahli pemikir militer terkemuka sepakat mengatakan bahwa perang sekarang adalah perang rakyat menyeleruh atau perang rakyat total.
Sekarang sedang dalam keadaan perang total itu, tentu pula akan kita bertanya, siapakah lawan atau musuh bangsa Melayu Patani, maka setiap orang yang kenal akan sejarah bangsa sendiri akan mengatakan bahwa musuh bangsa Melayu Patani adalah bangsa Siam, kenapa bangsa Siam menjadi musuh bangsa Melayu Patani, dengan tidak ragu kita dapat berkata bahwa bangsa Siam adalah penjajah, sebab pada tahun 1785 M. Bangsa Melayu Patani kalah perang sama bangsa Siam, maka Patani ditakluk dan dijajah, yang kalah tetap menjadi hina dalam tanah air sendiri, untuk menembus kehinaan itu adalah perang pula terhadap menjajah Siam itu, barang siapa yang tidak mahu melawan dengan penjajah, yang mahu tetap mempelihara kehinaan itu, maka layaklah bagi mareka itu dipanggil sebagai putra dan putri yang mati sebelum jasad mati yang ditelan bumi dan dimakan cacing, kain kafanlah yang layak mareka pakai bukan baju kurung Melayu atau kain sarung dan songkok.
Di Patani sekarang adalah perang rakyat, rakyat jelata bangkit dengan daya upaya dengan apa adanya untuk melawan bangsa penjajah Siam, lalu akankah Patani akan mendapat kemenangan disuatu hari nanti, menang atau tidak menang itu bukan hal utama yang patut kita bicarakan, tembusan rasa hina kepada kehormatan bangsa Melayu Patani itulah yang wajib semua penghuni dibumi Patani barakan, tentu pula bira bara sudah menyala dengan bulat dan merah, lambat lau bangsa penjajah akan angkat kaki dari bumi Patani, ketotalan yang wajib orang Melayu Patani membangun bersama-sama, bagaimana rasa kita dan sikap kita terhadap bangsa penjajah. Dengan ketotalan itulah Patani akan sempurna dalam perang rakyat, yang patut pada adat ilmu politik dan ilmu stratigi militer dapat memberi bahasa yang sama bahwa Patani menang perang dengan penjajah Siam.
PUNCA PATANI DIRAMPAS OLEH SIAM
1785 KEKALAHAN PERANG
-Penaklukan dan Penguasaan
-Siam menguasai pemerintahan Negara
-Hilang kedaulatan negara
1902 HAPUS KEKUASAAN KESULTANAN MELAYU
-Penjajahan dan Penguasaa
-Politik Pecah dan Perintah
-Kolonialisasi dan Aneksasi
1909 RAMPASAN TANAHAIR (Melalui Perjanjian Anglo Siamese).
-Asimilasi dan Penetrasi
-Siamisasi dan Nasionalisasi
-Integrasi dan Sinpusis
Referensi sumber diulas dari links :-
.........................................................
https://www.facebook.com/445736152258210/photos/a.445806728917819.1073741828.445736152258210/543031985861959/?type=3&theater
0 komentar:
Posting Komentar